Ari Pribadi Setiadarma Berkomitmen untuk Mendengar dan Menyelesaikan Keresahan Pedagang Pasar Kranji

Ari Pribadi Setiadarma Berkomitmen untuk Mendengar dan Menyelesaikan Keresahan Pedagang Pasar Kranji (Foto : Istimewa)

Antv – Pasar Kranji di Kota Bekasi, Jawa Barat, telah menjadi saksi bisu dari ketidakpastian pembangunan selama tiga tahun terakhir. Sebuah proyek revitalisasi yang berhenti di tengah jalan, merugikan ratusan pedagang yang telah menyetor DP sebesar Rp25 Miliar.

Dr. HC. Ari Pribadi Setiadarma, Caleg DPR RI Dapil Bekasi dan Depok dari Partai PAN, berusaha menciptakan perubahan dengan mendengarkan dan meresapi keluhan para pedagang pada Rabu (6/12/2023).

Pada pertemuan tersebut, Ari Pribadi Setiadarma didampingi oleh Hj. Nani Siti Rochmani, SH., MH, Caleg DPRD Jawa Barat, Dapil Depok dan Bekasi, berusaha membangun ikatan emosional dengan pedagang.

Ini bukan hanya kunjungan biasa, tapi upaya untuk merangkul aspirasi dan keinginan mereka, menciptakan solusi yang memadai.

H. Ridwan, seorang pedagang ikan laut mengatakan, dirinya bersama pedagang yang lainnya meminta agar Mas Ari Pribadi Setiadarma dan Hj. Nani Siti Rochmani bisa membantu meringankan keresahan para pedagang.

"Pokoknya saya mau minta tolong Pak, mohon segera dibangun pasar, karena kami sudah 3 tahun menunggu dengan ketidakpastian. Padahal uang DP dari seluruh pedagang sudah total disetorkan ke pengembang sejumlah Rp25 miliar. Kami tidak mau uang DP kami hilang dan pasar tidak dibangun-bangun," ujar H. Ridwan, seorang pedagang ikan laut, mengadukan nasibnya kepada Mas Ari Pribadi Setiadarma, Rabu (6/12/2023).

Bersama para pedagang lainnya, mereka menginginkan kehadiran sebuah pasar yang dapat membawa kembali kehidupan normal mereka.

Kondisi pasar yang sempit dan darurat, ditambah dengan keroposnya tiang penyangga, menjadi beban tersendiri bagi pedagang dan pembeli.

Ari Pribadi Setiadarma mendengarkan keluhan dan keresahan dari berbagai sudut pasar. H. Ridwan, seorang pedagang ikan laut, menuturkan bahwa kondisi pasar yang tidak memadai telah mengakibatkan penurunan pendapatan dan kebangkrutan rekan-rekannya.

Keluhan yang sama juga dilontarkan oleh Nuryani, pedagang ayam potong, yang mengaku omset penjualannya terganggu karena kondisi pasar yang tidak layak.

Nuryani juga menuturkan, berlarutnya pembangunan pasar membuat sejumlah rekan-rekan pedagangnya mengalami kebangkrutan dan pulang kampung.

"Pendapatan menurun terus Pak, sementara harga jualnya naik, jadi banyak teman-teman yang bangkrut, habis modal dan memilih pulang kampung," ujar Nuryani kepada Mas Ari Pribadi Setiadarma.

Nuryani mendukung dan mendo'akan pencalonannya Mas Ari Pribadi Setiadarma untuk bisa maju sebagai aggota Legislatif DPR RI agar bisa memberikan solusi akan kesulitan yang dialami oleh para pedagang.

Kepada para pedagang, Mas Ari Pribadi Setiadarma mengatakan bahwa dirinya tetap mencoba memediasi dengan Pemerintah Kota Bekasi, apa yang menjadi penyebab pasar tak kunjung dibangun.

Dalam responsnya, Ari Pribadi Setiadarma menyatakan komitmennya untuk memediasi dengan Pemerintah Kota Bekasi, mencari akar permasalahan yang membuat pembangunan pasar terhenti.

Meskipun tengah berada dalam masa kampanye, Ari Pribadi Setiadarma menegaskan bahwa dukungan yang dia butuhkan dari para pedagang adalah doa dan keyakinan mereka pada solusi jangka panjang.

"Saya hanya bisa berjanji untuk bisa membantu memberikan solusi agar masyarakat bisa menikmati fasilitas berjualan yang layak, sehingga bisa untuk dimanfaatkan sehari-hari untuk jangka waktu yang lama," ujar Ari Pribadi Setiadarma dengan rendah hati.

Ia menekankan bahwa meskipun kampanye seringkali diwarnai dengan pembagian uang sesaat, ia berkomitmen untuk membantu dalam hal-hal yang bisa dinikmati dalam jangka panjang.

Dengan sikap tulus dan tekad kuat, Ari Pribadi Setiadarma mengajak para pedagang untuk bersama-sama menghadapi dan menyelesaikan permasalahan pembangunan pasar.

Bersama-sama, mereka berharap agar Pasar Kranji dapat segera dibangun dan menjadi pusat kegiatan ekonomi yang memberikan manfaat bagi semua pihak.