Antv – Petugas gabungan membersihkan sisa lumpur di rumah warga di Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, Lampung, usai diterjang banjir bandang pada Kamis (30/11/2023) pagi.
Meski tidak menimbulkan korban korban jiwa, namun banjir bandang ini mengakibat kerugian material.
Direktur Binmas Polda Lampung Kombes Anang, yang mengaku datang setelah menerima informasi adanya bencana alam.
Kedatangannya sebagai respon cepat guna hadir ditengah-tengah masyarakat, juga membantu permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga kedepannya dapat meminimalisir bencana.
"Bencana alam ini walaupun tidak ada korban jiwa, namun ada kerugian material, kami tugas polisi adalah bagaimana dengan adanya bencana kita bisa membantu masyarakat untuk meringankan," kata Kombes Anang, Jumat (1/12/2023).
Kombes Anang menyebut, bantuan itu sebagai upaya mengatasi persoalan ini dengan melibatkan seluruh stakeholder yang hadir. Pihaknya menghimpun permasalahan apa yang ada.
"Ternyata disini kita lihat tadi adanya pendangkalan sungai, tentunya nanti akan dilanjutkan dengan upaya-upaya dan sebagainya," ujarnya.
Anang melanjutkan bahwa pada pihak kepolisian adanya kegiatan kontijensi, sehingga ketika ada musibah atau bencana, Polri harus hadir membantu masyarakat menyelesaikan persoalan yang ada di lapangan.
"Makanya kami dari Polda turun ke sini melihat fakta di lapangan untuk ditindaklanjuti lebih lanjut, juga melapor kepada bapak Kapolda tentunya nanti akan berkoordinasi dengan tingkat Provinsi jika memang diperlukan," ungkapnya.
Anang menegaskan, kedatangan pihaknya bisa membantu menyelesaikan persoalan di lokasi bencana, sehingga dengan adanya masyarakat yang terdampak dapat melakukan langkah terbaik, seperti berdirinya pos kesehatan.
"Langkah lainnya mungkin pembenahan kaitannya dengan infrastruktur yang harus kita selesaikan percepatan karena sekarang kan musim penghujan. Sebab tidak menutup kemungkinan hal serupa akan terjadi di kita. Makanya kita harus mengambil langkah-langkah antisipasi. Jangan sampai bermasalah di kemudian hari," tandasnya.
Ditempat sama, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Tanggamus, Sukisno mengatakan, upaya penanganan infrastruktur salah satunya tindakan lebih cepat yaitu pengerukan material longsoran.
"Pengerukan mungkin sore hari ini alatnya datang dan bisa mulai bekerja untuk beberapa tempat membersihkan materialnya. Ataupun biar pendangkalannya bisa teratasi," kata Sukisno.
Sukisno mengimbau masyarakat mewaspadai cuaca hujan dan masyarakat harus sadari bertempat tinggal di daerah lebih rendah, sehingga harus antisipasi sedini mungkin untuk berperilaku waspada.
"Sehingga ketika terjadi hal hal yang tidak diinginkan dan juga masyarakat juga harus bahu membahu membantu pemerintah untuk membersihkan daerah siring-siring kecil melalui bergotong royong sehingga memperlancar air dari atas sana," imbaunya.
Berdasarkan data yang dihimpun di lokasi paska bencana diketahui jalan raya Dusun Tanjung Anom Pekon Tanjungan, Pematang Sawa terputus akibat material longsor, terdapat 3 rumah terdampak diantaranya milik Sunoto, Mamik dan Surjani. Serta satu masjid tergenang.
Kemudian, terdapat tiga titik abrasi dan pendangkalan aliran Way Burnai Pekon Tanjungan, Pematang Sawa tepatnya di belakang rumah Sapuan, Hata dan belakang rumah Yusuf. Serta satu titik abrasi aliran Way Kedatuan Tanjung Anom.
Selanjutnya, jembatan putus atau ambrol di Dusun Baturaja Pekon Betung Pematang Sawa dan tanggul jebol pada aliran sungai juga ditemukan di Way Betung Pekon Betung.
Akibat ambrolnya aliran Way Betung, menyebabkan SDN 1 Pekon Betung terendam dan menyisakan material lumpur, lalu 30 rumah mengalami kerusakan, sementara 70 rumah tergenang air hanya meninggalkan material lumpur namun saat ini sudah surut.
Selain di Pematang Sawa, kerusakan juga ditemukan pada jembatan Pekon Tugu Papak, Kecamatan Semaka mengalami jebol pada salah satu sisi sehingga dikhawatirkan jembatan ambruk.
Saat ini jalan di Pekon Tanjungan Pematang Sawa sudah bisa dilewati motor maupun mobil roda empat, sebab material sudah dibersihkan material lumpur dan batu oleh warga masyarakat menggunakan alat seadanya.