Ia adalah putra dari salah satu keluarga bangsawan yang memiliki akar di dunia agama. Gus Dur tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan tradisi Islam dan mendapatkan pendidikan agama yang kuat.
Hal ini membentuk landasan kuat bagi pandangan dunianya yang berfokus pada nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.
Gus Dur dikenal sebagai seorang intelektual dan pemikir agama yang tajam. Ia meraih gelar sarjana di bidang Sastra Arab dan Islam di Universitas Baghdad.
Sebagai seorang pemikir, Gus Dur mengembangkan konsep Islam Nusantara yang menekankan toleransi, inklusivitas, dan keragaman sebagai inti dari Islam di Indonesia. Ia juga memiliki peran penting dalam mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.
Puncak karier politik Gus Dur adalah ketika ia terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 pada tahun 1999, setelah masa Reformasi yang menggulingkan Presiden Soeharto.
Sebagai presiden, Gus Dur menekankan pentingnya toleransi antar agama dan budaya, menjadikan pluralisme sebagai landasan penting dalam memimpin negara dengan keragaman etnis, agama, dan budaya yang luar biasa.
Meskipun masa jabatannya relatif singkat, Gus Dur tetap dikenang sebagai pemimpin yang memperjuangkan kebebasan beragama, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Gus Dur meninggal pada tahun 2009, namun warisannya dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan pluralisme tetap hidup di Indonesia.
3. Amin Rais: Aktivis dan Politikus
Amin Rais, seorang tokoh politik dan akademisi yang lahir pada 4 Juni 1942 di Surabaya, Jawa Timur, telah menjalani karier yang beragam dalam dunia politik dan pendidikan di Indonesia.
Ia merupakan salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) dan memegang posisi penting dalam partai tersebut. Amin Rais juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), lembaga tertinggi dalam sistem politik Indonesia.
Sebagai tokoh penting dalam gerakan Reformasi tahun 1998, Amin Rais memainkan peran sentral dalam mendesak pengunduran diri Presiden Soeharto dan perubahan rezim otoriter. Pada masa Reformasi, ia menjadi pembawa suara perubahan dan memimpin protes massal yang menggalang dukungan dari berbagai kalangan masyarakat.
Pemikiran dan perjuangannya menginspirasi gerakan reformasi di Indonesia dan mendorong terbentuknya sistem politik yang lebih demokratis serta mewujudkan transparansi dalam pemerintahan.