Mengenal Sosok dr. Djaja Surya Atmadja, Ahli Forensik yang Bantah Mirna Tewas Karena Sianida

dr. Djaja Surya Atmadja (Foto : YouTube dr richard lee)

Antv – Kejanggalan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh sahabatnya, Jessica Kumala Wongso dengan kopi sianida terus menjadi perbincangan hangat publik. 

Apalagi setelah rilisnya film dokumenter Netlfix yang berjudul "Ice Cold : Murder, Coffee, and Jessica Wongso".

Dalam film tersebut, seorang dokter ahli forensik sempat membantah jika kopi sianida yang menyebabkan Mirna tewas. Dokter ahli forensik itu adalah dr. Djaja Surya Atmadja yang bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

dr. Djaja Atmadja merupakan sosok yang terlibat dalam penanganan jenazah Mirna pada tahun 2016 dan melakukan penyelidikan terkait penyebab kematiannya.

Dalam kesaksiannya, dr. Djaja menyatakan bahwa tidak ada bukti tanda-tanda kontaminasi sianida yang memengaruhi tubuh Mirna segera setelah kematiannya.

Tak hanya itu, ia secara gamblang mengungkap keyakinan bahwa penyebab Mirna bisa meninggal dunia bukan karena sianida, seperti yang dituduhkan sebelumnya.

Pendapat dr. Djaja ini memicu berbagai spekulasi dan pertanyaan mengenai peristiwa tersebut. Namun, siapakah sebenarnya dr. Djaja Surya Atmadja?

Profil dr. Djaja Surya Atmadja

dr. Djaja Surya Atmadja. (Foto: YouTube dr richard lee)

dr. Djaja Surya Atmadja lahir di Jakarta pada 19 Mei 1960. dr. Djaja Surya Atmadja adalah seorang ahli forensik dan juga dokter forensik DNA pertama di Indonesia. 

Dia telah mengabdikan dirinya dalam bidang forensik selama bertahun-tahun. Saat ini, Djaja masih aktif sebagai dosen di Universitas Indonesia, di mana dia mengajar dalam program Spesialis Ilmu Kedokteran Forensik dan Studi Medikolegal.

dr. Djaja merupakan lulusan fakultas kedokteran Universitas Indonesia yang kemudian memilih untuk mendalami soal studi forensik. Selain gelar sarjana kedokteran, dia juga meraih gelar sarjana Ilmu Hukum dari Universitas Indonesia. 

Pendidikan studi forensik kembali dilanjutkan Djaja usai lulus dari National School of Public Health, Utrect, Belanda dan studi Forensic Pathologist di Universitas Indonesia. Ia juga berhasil meraih gelar doktor dari Kobe University.

Selain bekerja sebagai dokter, Djaja juga merupakan ahli forensik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dia sering terlibat dalam penyelidikan kasus kriminal yang memerlukan analisis forensik, termasuk kasus kematian Mirna Salihin.

Sosoknya juga pernah menangani kasus kematian David Hartanto Widjaja, mahasiswa Nanyang Technological University (NTU) Singapura yang diduga bunuh diri dengan lompat dari lantai 4 kampusnya pada tahun 2019 lalu.

Biodata dr. Djaja Surya Atmadja

dr. Djaja Surya Atmadja. (Foto: Netflix)
  • Nama lengkap: dr. Djaja Surya Atmadja, Sp.FM(K), DFM, SH, PhD
  • Tempat, tanggal lahir: Jakarta 19 Mei 1960
  • Pekerjaan : Dokter ahli forensik dan dosen tetap Universitas Indonesia
  • Linkedin : linkedin.com/in/djaja-surya-atmadja-1446969

Pernyataan dr. Djaja soal kematian Mirna Salihin

dr. Djaja Surya Atmadja. (Foto: Instagram)

Pengakuan mengejutkan terungkap dari kesaksian dr. Djaja dalam persidangan kasus kopi sianida di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada Rabu (7/9/2016) silam.

Saat dimintai keterangan, dr. Djaja secara gamblang mengungkap teori kadar sianida yang dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia. Setidaknya dibutuhkan 150 mg hingga 250 mg zat sianida untuk membunuh seseorang.

"Dalam literatur yang dipublikasikan, sianida yang bisa bikin mati dalam bentuk natrium atau kalium jika dalam kadar 150-250 mg. Cairan lambung itu rata-rata ada 100 cc. Kalau sianida itu memang ada (di tubuh Mirna), baunya pasti tercium," ungkap Djaja dalam persidangan.

Selain itu, dr. Djaja juga menyebut bahwa kadar 0,2 mg sianida yang ditemukan di sampel lambung Mirna tidak bisa menyebabkan kematian.

"Jadi saya bilang, kematian Mirna bukan karena sianida, Pak. Kalau di orang normaal saja, kita coba periksa darahnya, lambung kita pasti ada senyawa sianidanya. Ada sianida sedikit? Ya tidak apa-apa," papar Djaja.

"Kalau sianida masuk begitu banyak, maka sianida bisa meracuni tubuh. Kalau memang tidak ada di lambung, ya artinya tidak ada sianida di lambung," lanjutnya yang disambut tepuk tangan para hadirin sidang.

Hingga kini, kasus kematian Mirna akibat kopi sianida masih diwarnai banyak kejanggalan. Pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan, bahkan mendesak agar kasus ini dibuka kembali.