Antv – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang bertujuan untuk membahas tentang Ketahanan dan Kedaulatan Pangan dalam Gerakan Gemar Menanam Pisang (G2MP).
Rakor ini berlangsung di Baruga Karaeng Pattingalloang, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kota Makassar, pada Kamis malam (28/9/2023), yang juga disiarkan langsung di kanal Youtube Pemprov Sulsel @sulselprov.
Rakor juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk unsur pemerintah, akademisi, badan usaha, masyarakat, komunitas, serta media massa, termasuk penyuluh pertanian.
Acara ini juga dihadiri oleh narasumber seperti CEO Great Giant Food, Tommy Wattimena, dan Welly Soegiono, Wakil Bidang Holtikultura APINDO Pusat.
"Hari ini sebenarnya adalah forum dialog, karena waktu saya terbatas, saya langsung mengkonsolidasikan seluruh pemangku kepentingan terkait. Baik langsung maupun tidak langsung, bagaimana mengakomodir dan menggerakkan upaya untuk salah satu komoditi unggulan Sulsel, yakni budidaya pisang," kata Pj. Gubernur Sulsel, Bahtiar, seperti dikutip dari kanal Youtube Pemprov Sulsel @sulselprov, Kamis (28/9/2023).
"Bagaimana mengembangkan budidaya ini, satu harus ada ilmunya, perguruan tinggi harus ada, masyarakat harus ada, ulama juga kita ajak, DPRD mendukung, demikian juga pemda kabupaten dan kota," tambahnya.
Program ini akan mengubah lahan tidur yang kering menjadi lahan produktif dengan cara yang besar. Tujuannya adalah menjadikan Sulsel sebagai produsen terkemuka pisang di Indonesia.
Pada awal 2023, rencananya akan ditanami dan dikembangkan 100.000 hektar dengan 200 juta pohon. Serta bermimpi untuk memiliki 1 miliar pohon, menjadikan Sulsel sebagai produsen terbesar pisang di dunia.
"Selain beras. Maka harus ada sumber alternatif, terus komoditasnya dari mana lagi? Yang murah, modal tidak banyak, mudah ditanam dan masyarakat sudah terbiasa, dalam waktu singkat bisa menghasilkan duit. Pilihan saya adalah budidaya pisang," ujarnya.
Produksi pisang di Provinsi Sulsel meningkat dalam lima tahun terakhir, yaitu dari 136 ribu ton pada tahun 2018 menjadi 179,7 ribu ton pada tahun 2022.
Hal ini mendapat dukungan dari Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif, yang melihat bahwa Pemprov Sulsel di bawah kepemimpinan Bahtiar telah melakukan dua hal penting, yaitu mengubah cara menanam pisang dari yang tradisional menjadi modern, serta mengubah fokus dari konsumsi menjadi industri.
"Itu dua keinginan Bapak Gubernur, dan tentu kami DPRD Sulawesi Selatan mendukung penuh keinginan Pak Gubernur untuk 100.000 ribu hektar yang ada di Sulsel," ujar Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif.
Sementara Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, menyampaikan bahwa, kegiatan gemar menanam pisang sebagai upaya untuk pengentasan kemiskinan, inflasi dan ketahanan atau kedaulatan pangan dengan melibatkan banyak pihak.
"Ini merupakan gerakan bersama yang didukung oleh seluruh elemen dan kita berharap gerakan ini bisa menjadi solusi untuk permasalahan. Bukan hanya pertahanan dan kekuatan pangan, tetapi juga menciptakan peluang kerja atau peluang pendapatan yang kita harapkan mengintervensi kemiskinan ekstrem," jelasnya.
Sedangkan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Imran Jauzi mengatakan, pihaknya bergerak cepat menindaklanjuti hasil rapat sebelumnya, termasuk dengan melakukan pendataan lahan. Serta menyiapkan 2.000 penyuluh untuk diterjunkan ke masyarakat.
Imran Jauzi menyebutkan, anggaran yang disiapkan sebesar Rp30 miliar di tahap awal. Dalam jangka panjang melalui laboratorium kultur jaringan, bibit sudah dapat diproduksi sendiri dan Sulsel menjadi sumbernya.
Untuk melihat videonya, silahkan klik di sini.