Kisah Kelam di Balik Pembunuhan Mahasiswa UI, Dendam Iri dan Utang Pinjol yang Berujung Tragedi

Kisah Kelam di Balik Pembunuhan Mahasiswa UI, Berujung Tragedi (Foto : Ilustrasi - Pixabay)

Antv – Pada suatu pagi yang seharusnya penuh harapan dan cita-cita, kampus Universitas Indonesia (UI) diguncang oleh sebuah kejadian mengerikan yang mengungkap sisi gelap dari persaingan di dunia akademik.

Seorang mahasiswa berinisial MNZ, usianya baru 19 tahun, ditemukan tewas dengan luka-luka tusukan di dalam kosnya.

Namun, yang lebih mengguncangkan adalah fakta bahwa pembunuhnya ternyata adalah seorang rekan seangkatannya sendiri, AAB, yang hanya berjarak beberapa tahun lebih tua.

Motif di balik pembunuhan tersebut terkuak dengan kejutan yang mengguncangkan.

Menurut penyelidikan awal yang dilakukan oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok, motif yang mendorong AAB untuk melakukan tindakan keji ini adalah rasa iri terhadap kesuksesan MNZ.

"Korban membukakan pintu dan ternyata korban malah ditendang dari belakang. Kemudian korban ditusuk," ujar Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan saat konferensi pers, Sabtu (5/8/2023).

"Korban didorong pelaku menggunakan tangannya hingga terpental ke belakang, dan cincin pelaku tertinggal di dalam tenggorokan korban.  Setelah itu pelaku melakukan penusukan terhadap korban berkali-kali," tambahnya.

Pada usia muda, MNZ telah berhasil mencapai prestasi yang luar biasa, meraih sukses di bidangnya yang kemungkinan besar memicu perasaan tidak adil dalam diri AAB.

Ternyata, iri yang membakar dalam diri AAB tidak hanya berakhir pada pembunuhan tragis tersebut. AAB juga melangkah lebih jauh dengan mengambil sejumlah barang berharga milik korban, termasuk MacBook dan iPhone, dari kamar kos MNZ.

Ironisnya, langkah ini diambil oleh AAB sebagai upaya untuk mengatasi utang atau pinjaman online alias pinjol dan biaya kosannya sendiri.

Ini menjadi ilustrasi nyata tentang bagaimana keputusasaan dapat mendorong seseorang melakukan tindakan yang terbilang sangat keji.

"Rencananya pelaku hendak menguburkan mayat korban, namun ia bingung mengubur di mana. Akhirnya ia kembali beraktivitas seperti biasa," pungkas Pohan

Kematian MNZ menjadi bukti kejamnya realitas yang terkadang dapat menyelimuti lingkungan kampus yang seharusnya penuh semangat belajar dan pengembangan diri.

Keluarga korban mendapatkan kabar mengerikan bahwa MNZ telah tiada setelah tidak berhasil menghubunginya.

Saat ditemukan Rabu (2/8/2023) lalu, jasadnya terbungkus dalam plastik di kosnya di kawasan Kukusan, Beji, Depok. Kisah hidup MNZ berakhir dalam tragedi yang mengejutkan banyak pihak.

MNZ dan AAB sebelumnya adalah rekan satu jurusan di Fakultas Sastra Rusia, sebuah hubungan yang seharusnya penuh dengan peluang kolaborasi dan pertemanan.

Namun, sayangnya, rasa iri dan keputusasaan AAB telah mengubahnya menjadi pelaku kejahatan yang tak terduga.