Bersama dengan Tri Sakti, VKTR memulai ekspansi fasilitas pabrik perakitan unit bus dan truk listrik melalui perusahaan patungan bernama PT VKTR Sakti Industries, di Magelang, Jawa Tengah.
Pada tahap pengembangan ini PT VKTR Sakti Industries juga berkolaborasi dengan perusahaan konstruksi ternama dari China, Automotive Engineering Corporation (AE Corp).
Di fasilitas produksi ini, VKTR kini mulai memproduksi sejumlah unit bus listrik secara Completely Knock-Down (CKD).
Bus listrik merek BYD tipe D9 high floor yang kini tengah diproduksi ini nantinya akan digunakan sebanyak 9 unit oleh PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) sebagai moda transportasi antar-jemput karyawan.
“Di tahap awal ini untuk memproduksi sasis bus, VKTR memerlukan waktu sekitar 1-2 minggu. Sedangkan untuk bodi bus memerlukan waktu kurang lebih 1-1,5 bulan,” kata Anindya Bakrie yang juga menjabat Komisaris Utama VKTR.
Selain itu, lanjut Anindya, BNBR juga memiliki pengalaman panjang di bisnis pengembangan infrastruktur energi, yang dikembangkan melalui anak usaha PT Bakrie Power.
“Kami merintis dan terus mengembangkan usaha di sektor infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT) melalui PT Helio Synar yang secara khusus mengerjakan proyek pembangkit listrik EBT yang ramah lingkungan dan menjadi tren masa depan,” kata Anin.
BNBR juga merintis usaha baru melalui PT Modula Sustainability Indonesia (“Modula”), yang berinvestasi di subsektor teknologi konstruksi pencetakan 3-dimensi (3DCP), berpatungan dengan COBOD International dari Denmark yang dimiliki perusahaan terkemuka dunia seperti GE (USA), Cemex (Belanda), Holcim (Swiss) dan Peri (Jerman).
Modula menjadi pembuka bisnis baru bagi anak usaha PT BBI yang selama ini membidangi industri bahan bangunan dan memberikan alternatif dalam konstruksi bangunan dengan teknologi yang cepat, advanced dan ramah lingkungan.
Capaian Unit Usaha
Sejumlah unit usaha BNBR berhasil menorehkan prestasi menggembirakan sepanjang semester I-2023. PT Bakrie Pipe Industries (BPI) contohnya, mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,09 triliun, atau naik 100% dibanding pendapatan di periode sama tahun lalu yang sebesar Rp547,16 miliar.
Kenaikan pendapatan BPI mayoritas berasal dari order sektor migas sebesar Rp 515 miliar, naik sebesar Rp315 miliar dibanding periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 199,6 miliar.