Antv – Pemerintah Republik Indonesia, mematok nilai tukar mata uang rupiah di kisaran Rp14.700 - Rp15.300 per dolla AS dalam asumsi ekonomi makro pada tahun 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini Rupiah masih memiliki daya tahan dalam menghadapi guncangan keuangan global.
“Kondisi tahun 2022 hingga bulan Mei ini Rupiah kita relatif high-perfomer karena secara eksternal kita cukup baik. Di mana neraca perdagangan, ekspor dan impor sudah membaik dan sudah terjadi capital inflow lagi,” kata Menteri Keuangan dalam keterang pers di gedung DPR, Jumat (19/5/2023).
Kondisi itu, menurut Menkeu, menjadi dukungan bagi Rupiah untuk terjaga stabil. Bank Indonesia juga terus melakukan kebijakan dalam menjaga stabilitas, baik dari sisi inflasi maupun nilai tukar.
Dalam asumsi ekonomi makro tetap menggunakan ‘range’ (kisaran). Namun kinerja eksternal yang cukup baik dan capital inflow yang meningkat menjadi dasar dalam pembahasan asumsi nilai tukar.
Sementara itu, dalam penutupan perdagangan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah melemah 61 poin atau 0,41 persen di level Rp14.930 per dollar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah lebih disebabkan faktor eksternal utamanya situasi yang berkembang di AS.
Saat ini pasar masih berekspektasi terhadap kemungkinan Bank Sentral AS The Fed menaikkan suku bunganya.
Selain itu, pasar menunggu solusi dari pemerintah AS dalam penyelesaian utang-utangnya di tengah kekhawatiran gagal bayar.
Menkeu Sri Mulyani Optimis, Rupiah Kuat Hadapi Guncangan Global
Jumat, 19 Mei 2023 - 23:19 WIB
Baca Juga :