Perayaan Lebaran Berpotensi Berbeda, Ini Penjelasan Muhammadiyah

Perayaan Lebaran Berpotensi Berbeda, Ini Penjelasan Muhammadiyah (Foto : Ilustrasi - Pixabay)

Antv –  Potensi perbedaan pada tanggal atau hari perayaaan Lebaran Idul Fitri tahun ini bakal muncul meski awalnya tak ada beda dalam penetapan awal puasa atau 1 Ramadan.

Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriyah bertepatan dengan Jumat, 21 April 2023 Masehi. Sedangkan pemerintah dan Nahdlatul Ulama menunggu sidang Isbat pada 29 Ramadan atau Kamis (20/4/2023) mendatang.

Perbedaa muncul karena adanya beda metode penetapan. Pemerintah menggunakan metode imkanur rukyah yang menggabungkan hisab dan rukyah. Sedangkan Muhammadiyah menggunakan wujudul hilal.

Berikut penjelasan Muhammadiyah yang dibagikan di media sosial Twitter:



Meski kemungkinan akan merayakan Lebaran sehari lebih cepat, Muhammadiyah meminta perbedaan tersebut tetap dihormati.

Perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriyah menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib bahwa, perbedaan waktu Hari Raya Idul Fitri 1444 H berpotensi terjadi karena posisi hilal pada Kamis (20/4/2023) diperkirakan masih belum memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni ketinggian hilal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Berdasarkan perhitungan ilmu astronomi, dikatakan Adib bahwa posisi hilal pada Kamis (20/4/2023) masih berada di ketinggian antara 1-2 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi di bawah 3 derajat.

Jika nanti berbeda, tentu hal ini bukan pertama kalinya perbedaan muncul dalam penetapan 1 Syawal. Bahkan perbedaan 1 Ramadan juga pernah terjadi tahun lalu.

Saat itu, pemerintah dan NU menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 3 April. Sedangkan Muhammadiyah menetapkan pada 2 April.

Sebelum 2022, penetapan 1 Ramadan antara pemerintah dan Muhammadiyah selalu sama dalam tujuh tahun terakhir.