Badan Perlindungan Konsumen Sidak Pasar Anyar Tangerang, Minyakita Langka

Sidak pasar, minyakita langka (Foto : Antvklik | Rusdi Muslim/Tangerang)

AntvBadan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Republik Indonesia pantau persediaan dan harga kebutuhan pangan di Pasar Anyar Kota Tangerang, Banten.

Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional, M. Mufti Mubarok, mengungkapkan dari hasil pantauan tersebut pihaknya masih menemukan kelangkaan minyak goreng subsidi program pemerintah yakni Minyakita.

"Ada kelangkaan (Minyakita) itu yang menurut saya harus menjadi kajian kita," ujar M. Mufti Mubarok, di Pasar Anyar Kota Tangerang, Selasa (5/4/2023).

Selain kelangkaan, Mubarok juga mengatakan sejumlah pedagang di pasar masih menjual minyak goreng program Kementrian Perdagangan itu melebihi harga eceran tertinggi (HET).

"Tentang minyak juga sudah ada Permendag 49, misalnya itu. Artinya harga ini sudah ditentukan Rp11.000, tapi ternyata prakteknya tadi ada Rp12.000," ucapanya.

Kemudian kebutuhan daging sapi. Badan Perlindungan Konsumen Nasional masih melihat daging impor masih mendominasi di pasaran. Padahal di dalam negeri sendiri masih mencukupi.

"Di sisi lain daging masih impor kan gitu, ini saya kira cukup prihatin kita, padahal sapi kita juga melimpah dan sebagainya. Beras di Jawa sudah mulai naik sementara di sini juga sudah naik ada Rp 15.000," tuturnya.

"Sebenarnya tadi kalau lihat pantauan kami memang agak sedikit masih enggak ada persoalan, tetapi ketika permintaan tinggi dan suplier rendah akhirnya harga naik, kan gitu kan, yang penting adalah ketika konsumsi tinggi ini harus dipastikan bahwa pemerintah harus hadir dalam hal ini kami BPKN," sambungnya.

Mubarok berpesan pada masyakarat agar tidak berperilaku panik buying ketika menjelang Idul Fitri nanti.

Sebab, jika hal itu terjadi maka harga kebutuhan pokok bisa naik dua kali lipat karena ada oknum yang memanfaatkan situasi tersebut.

"Bagaimana perilaku panik buying ini terhadap para konsumen kita, karena biasanya menjelang idul Fitri dan kemudian perilaku itu menjadi naik dua kali lipat, tidak seimbang sehingga bagaimana kemudian harga-harga itu naik," jelasnya.

Dengan kondisi persoalan di lapangan ini nantinya pihak Badan Perlindungan Konsumen Nasional RI akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar bisa mengendalikan harga serta persediaan kebutuhan pangan di pasaran.

"Saya kira itu yang menjadi kata kunci penting, yang pertama pemerintah harus hadir, jangan sampai kemudian konsumen dan tentu pelaku usaha dalam hal ini toko-toko jangan memanfaatkan situasi aji mumpung. Sebenarnya enggak naik, tapi mereka memainkan," ungkapnya.

Seorang pedagang Sudarto, mengungkapkan kelangkaan minyak goreng Minyakita sudah terjadi sebulan kebelakang. Padahal minyak tersebut sangat membantu dan diminati banyak masyarakat.

"Sebulan lebih barangnya susah. Kalau untuk peminatnya banyak. Minyakita harga jual Rp 15 ribu paling tinggi," bebernya.

Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Rahmawati. Dia terpaksa mensiasati dengan kelangkaan Minyakita dengan menjual minyak curah.

"Kalau Minyakita banyak peminatnya, cuma susah. Untuk mencukupi pelanggan paling mengunakan minyak curah atau minyak logo lain," jelasnya.