Bubur samin ini dikatakannya memiliki rasa yang enak dan juga gurih. Ada daging,sayur, susu atau santan, dan ramuan rempah.
"Dia ciri khasnya pakai minyak samin. Di Indonesia jarang dipakai, selain itu bagusnya pakai bumbu ciri khas, resepnya khusus. Enak sih ini mengenyangkan, dikit aja udah mengenyangkan. Ini saya bawa 1 rantang, bisa untuk 5 orang," tandasnya.
Sementara itu Yuda, warga Makam Haji, mengaku baru pertama kali ingin mencicipi bubur samin tersebut. Dimana infonya diperoleh dari teman-teman kerjanya.
"Kata orang ini enak, baru pertama kali ini. Ini tadi sengaja datang jam 15.00, bawa 4 rantang, tapi antrinya udah segini banyaknya," katanya.
Sementara itu, menurut HM. Rosyidi, takmir Masjid Darusalam menjelaskan bahwa bubur banjar samin ini sudah mulai dibuat sejak tahun 1965 yang diikrarkan oleh H Anang Syahroni tapi baru diberlakukan untuk intern masjid, untuk buka puasa bersama.
"Lama kelamaan, karena makin banyak pendatang yang berbuka puasa di masjid ini. Maka tahun 1985, diikrarkan bahwa bubur banjar samin go publik. Dibagikan kepada masyarakat banyak, sehingga sampai sekarang ini," terangnya.
Semulanya memerlukan 15 kg beras dan bumbu dalam seharinya. Kini pembuatan bubur samin sudah memerlukan 45 kg beras dan bumbu.