Filipina - AS Gelar Latgab Militer Terbesar Bersandi " Balikatan 2023 "

Latihan Gabungan Militer Tentara Filipina (Foto : PNA)

Antv – Sedikitnya 17.600 prajurit Filipina dan Amerika Serikat akan berpartisipasi dalam latihan gabungan (latgab) militer terbesar dengan sandi "Balikatan 2023" yang akan berlangsung pada tanggal 11 - 18 April 2023

Pernyataan juru bicara Latgab Balikatan 2023, Kolonel Michael Logico, yang dikutip dari laporan kantor berita PNA bahwa sedikitnya 12.000 personel tentara AS akan terlibat, sedangkan jumlah sisanya merupakan tentara Filipina. 

Michael juga menambahkan bahwa sekitar 111 anggota pasukan pertahanan Australia akan ikut terlibat dalam sesi latihan seperti "Latihan Operasi Khusus dan Pendaratan"

Michael Logico yang juga merupakan Direktur Pusat Pelatihan Gabungan dan Kombinasi Pelatihan Filipina untuk Pendidikan, Latihan dan Doktrin, mengatakan bahwa pasukan gabungan ini akan beroperasi di area utara pulau Luzon, Palawan dan Antique. 

Tidak hanya Australia, Tim Pengamat Perwakilan asal Jepang juga akan bergabung dalam latgab Balikatan 2023. Secara umum, latgab Balikatan 2023 merupakan latihan militer gabungan Sandi Balikatan terbesar sepanjang sejarah.

US ARMY dan FILIPINA ARMY. (Foto: Army.Mil.PH)
 

Sementara sebelumnya, Latgab Balikatan 2015 tercatat diikuti oleh 5.000 personel militer Filipina, sedangkan personel militer Amerika Serikat sebanyak 6.500 tentara. 

Pada tahun 2022, sekitar 3.800 personel militer Filipina dan 5.100 tentara Amerika Serikat. 

Dan sebelumnya, tahun 2021, Latgab Balikatan hanya diikuti oleh 415 personel militer Filipina dan 226 orang tentara Amerika Serikat. Sementara pada tahun 2020, Latgab Balikatan dibatalkan karena pandemi COVID-19

Terkait misi & tujuan Balikatan 2023, Kolonel Michael Logico menjelaskan pelaksanaan latgab selalu mengenai interoperabilitas. Selain itu, tujuan latgab bukan untuk mengancam suatu negara mana pun tetapi untuk menunjukkan bahwa "kita siap bertempur".

Dilaporkan kantor berita PNA, pada Latgab Balikatan 2023, Militer Amerika Serikat akan mengaplikasikan sistem roket HIMARS dan Sistem Persenjataan Rudal Patriot Darat-ke-Udara, sedangkan Filipina akan menggunakan pesawat jet-jet  tempur FA-50PH bersama sistem artileri terbaru dan kapal-kapal perang fregatnya.