Antv – Pakar Ilmu Politik, Prof Saiful Mujani mengungkapkan suara non-muslim cenderung dominan ke Ganjar Pranowo. Sedangkan suara pemilih Muslim terdistribusi pada semua calon presiden.
Kesimpulan itu disampikan dalam ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Kartu SARA di Pilpres 2024”, Kamis (9/3/2023).
Saiful mengungkapkan hasil survei SMRC pada Desember 2022 terdapat warga yang mengaku Muslim sebanyak 87,5 persen, selain Islam sebesar 12,5 persen.
Saiful melihat ditribusi suara pemilih Muslim relatif merata di semua calon, perbedaannya tidak begitu banyak.
Yang kurang menyebar merata justru dari pemilih selain orang Islam. Dari 12,5 persen pemilih yang beragama non-Islam, 43 persen memilih Ganjar, 17 persen Anies, dan 16 persen Prabowo. Masih ada 24 persen yang belum menentukan pilihan.
Sedangkan dari 87,5 persen yang beragama Islam, 34 persen di antaranya memilih Ganjar, 29 persen Anies Bawedan, dan 27 persen Prabowo Subianto. Ada 10 persen yang belum menentukan pilihan.
Lebih lanjut Saiful menjelaskan mengapa faktor Islam nampak tidak memiliki efek yang begitu kuat karena ketiga tokoh ini beragama Islam.
Jika salah satu calonnya tidak beragama Islam, menurut Saiful, hasilnya akan lain, bahkan kelihatan jomplang.
“Kehidupan politik Indonesia dengan bingkai SARA masih kuat dalam masyarakat kita. Karena itu, jangan main-main dengan (SARA) itu. Itu poinnya,” kata Saiful.
Saiful melihat bahwa sentimen agama ini kuat di semua kelompok masyarakat.
Sebaran suara mayarakat Muslim pada tiga tokoh relatif merata karena semua calonnya beragama Islam.
Sementara pemilih non-Islam yang terdiri dari banyak agama (Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan lain-lain) cenderung memilih Ganjar.
Hal ini, menurut Saiful, adalah semacam kompromi orang nonmuslim melihat ketiga tokoh yang sama-sama bukan nonmuslim.
Mereka melihat siapa di antara ketiga tokoh tersebut yang dekat dengan mereka. Anies, menurut Saiful, memiliki rekam jejak sebagai politikus dari kelompok Islamis.
Demikian pula dengan Prabowo yang dalam dua kali Pemilu bermain dengan kartu Islam.
Karena itu, di antara pilihan itu, Ganjar lebih bisa diterima, walaupun agamanya tidak sama.
Sejauh ini, lanjut Saiful, aspek SARA cukup terkendali dalam Pilpres Indonesia.
Hal itu terjadi karena sejauh ini calon-calon yang hadir relatif moderat dari agama yang sama.
Sehingga tensi dari aspek agama tidak begitu kencang, walaupun ada.
Saiful mencontohkan pengalaman dua kali Pilpres Prabowo melawan Jokowi. Di situ ada tensi sosial menyangkut SARA, tapi tidak seburuk yang ditakutkan banyak orang.
Hal itu karena kedua tokoh tersebut sama-sama Muslim dan kualitas Islamnya relatif sama, sama-sama abangan.