Antv – Sejumlah anggota badan penasihat politik China mengusulkan langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran di negara tersebut, salah satunya dengan mengizinkan wanita yang belum menikah untuk memiliki anak.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (2/3/2023), pada tahun lalu atau tahun 2022, populasi di China turun untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.
Sejumlah usulan untuk meningkatkan angka kelahiran mengemuka jelang Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC) yang akan dimulai pada 4 Maret.
Pertemuan tahunan itu bersamaan waktunya dengan Kongres Rakyat Nasional (NPC) China yang akan memperkenalkan kepemimpinan baru di bawah Presiden Xi Jinping.
China harus mencabut status perkawinan sebagai syarat mendaftarkan bayi yang baru lahir, kata Xie Wenmin, anggota badan penasihat politik China, kepada harian China Global Times pekan ini.
Dengan demikian, pasangan yang belum menikah juga bisa memiliki anak dan mendaftarkan anak mereka secara hukum layaknya pasangan yang sudah menikah.
Kebijakan itu memungkinkan perempuan lajang memiliki hak yang sama dengan wanita yang sudah menikah untuk mendapatkan layanan kesuburan.