Dinkes Pacitan: Waspada Infeksi Bakteri Leptospira saat Musim Panen Padi

Dinkes: Waspada Infeksi Bakteri Leptospira saat Musim Panen Padi (Foto : antvklik-Agus Wibowo)

Antv – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan saat musim panen  tiba. Khususnya mereka yang memang bekerja sebagai tukang panen padi keliling ke beberapa wilayah.

Pesan yang sangat  ditekankan oleh Dinkes  adalah menghindarkan warga yang memiliki luka untuk tidak turut memamen padi di area persawahan, tidak berada di selokan aliran air pertanian atau bahkan ladang. 

Hal itu karena banyak penyakit yang dapat ditimbulkan di antaranya yang tengah merebak saat ini adalah  leptospirosis.

“Kita kadang mengabaikan dengan tidak menggunakan alat pelindung seperti sepatu saat berada di lahan pertanian.Untuk saat ini kami minta petani atau masyarakat  untuk meningkatkan dan mengetahui bahayanya. Leptospirosis tengah mewabah dan sudah menjangkiti ratusan orang,” kata drg. Nurfarida, Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit, Kamis (2/3/2023).

Seseorang yang menderika luka, kemudian terendam air yang sudah terkontaminasi dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi.

Drg. Nurfarida menambahkan, semua pihak harus menyadari bahaya bagi kesehatan.utamanya bakteri leptospora ini.

“Ini juga harus disosialisasikan  kepada masyarakat agar tahu pencegahannya.  Secepatnya juga kita akan terus mengatasi dan upaya pencegahan jangan sampai leptosporosis menjadi kejadian  luar biasa (KLB),” tambahnya.

Selain musim panen, kini sedang pada musim penghujan. Penyakit-penyakit yang sering terjadi di musim penghujan adalah Diare, Demam berdarah. Musim hujan juga menjadi pemicu Leptospirosis semakin meluas.

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan.  hewan penular utamanya adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.

Pada musim hujan khususnya ketika banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia, di mana kotoran dan kencingnya akan bercampur dengan air dan tanah.

Faktor kebersihan lingkungan memegang peranan penting untuk mencegah atau setidaknya mengurangi resiko meluasnua penyebaran bakteri.