Penampil dan serambi merupakan ruangan terbuka, serambi memiliki atap sendiri yang di setiap sudutnya beratap kubah.
Masjid Al - Osmani memiliki tiga pintu dari setiap serambi, untuk memasuki ruangan utama. Disisi ini berdiri empat buah tiang atau soko guru yang berbentuk segi delapan.
Selain tiang, juga terdapat mihrab dan mimbar kedua yang disebut dikba.
Keberadaan masjid ini, semakin lengkap adanya bedug yang usianya sudah ratusan tahun. Sampai kini, Bedugnya masih terus digunakan sebelum azan berkumandang.
Menurut Badan Kenaziran Masjid Al- Osmani, Ustad Ahmad Faruni mengatakan Masjid kuning ini mengadopsi berbagai gaya arsitektur, menggabungkan gaya timur tengah, asia dan eropa.
"Pada malam hari, Masjid Al _ Osmani terlihat begitu megah, saat terkena sinar lampu. Dimana warna kuning adalah warna kemuliaan," kata Ustad Ahmad.
Ustad Ahmad menambahkan selama menjalan ibadah puasa nanti, berbagai kegiatan seperti buka puasa bersama, sholat tarawih hingga memasak bubur pedas merupakan tradisi setiap bulan puasa.