Seperti dilansir Aljazeera, Upaya penjajakan patroli gabungan antara Filipina dan Australia di Laut Cina Selatan merupakan bentuk kerjasama serupa yang telah berlangsung antara Manila dan Washington DC sebelumnya di tengah ancaman meningkatnya intensitas pendekatan agresif Tiongkok di perairan sengketa itu.
Jay Tarriela, Juru Bicara Penjaga Pantai Filipina untuk masalah Laut Cina Selatan, mengatakan kepada CNN Filipina pada senin 20 Februari 2023 yang lalu bahwa hasil pembicaraan dengan Amerika Serikat telah menghasilkan kemajuan signifikan sehingga peluang untuk patroli gabungan antar kedua negara akan segera terwujud. Namun demikian, Tarriela tidak memerinci lebih detil mengenai waktu serta kapasitas kekuatan yang bakal dikerahkan.
Sementara terkait insiden sinar laser hijau tersebut, pihak Tiongkok telah menyangkal tuduhan Filipina yang disebut tidak mewakili kebenaran yang terjadi. Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Wang Wenbin mengatakan pada minggu lalu bahwa kapal penjaga pantai Tiongkok telah bertindak "profesional dan terkendali" terhadap kapal patroli filipina.
Wang juga menuduh bahwa Filipina dan Amerika Serikat tengah memainkan drama politik yang bertujuan untuk membawa masalah ke pengadilan arbitrase internasional, manakala putusan pengadilan Arbitrase pada 2016 silam menyatakan bahwa Tiongkok tidak memiliki dasar hukum atas klaim teritorial hampir di seluruh wilayah Laut Cina Selatan.
Tiongkok tidak akan mudah diintimidasi oleh Amerika Serikat, begitu penjelasan Wang.