Menghadapi potensi ketidakpahaman warga, Dubes menyiapkan tenaga relawan yang dapat berbahasa lokal sehingga tidak ada salah komunikasi saat bertugas di lapangan. Sementara itu, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra menekankan arahan Dubes tadi kepada para personel USAR.
“Tim kami dapat didukung dengan tenaga lokal yang bisa berbahasa sini dan mengerti apa yang diingin oleh masyarakat yang kita layani,” tambahya Bambang yang juga sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB.
Seusai briefing, Tim Kemanusiaan Indonesia yang didampingi Dubes dan relawan bertolak menuju Antkaya, Hatay. Saat tiba di Adana, Tim Kemanusiaan melakukan registrasi di _Reception-Departure Centre (RDC).
RDC ini dikelola oleh United Nations Disaster Assessment and Coordination (UNDAC). Registrasi merupakan proses yang harus dilakukan para responder dari berbagai negara yang melakukan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8.
Tim Kemanusiaan Indonesia yang tiba pada hari ini berasal dari BNPB, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Basarnas. Basarnas menerjunkan 47 personel USAR dengan klasifikasi medium yang terserfikasi Insarag atau International Search and Rescue Advisory Group.
Tim USAR tersebut akan didukung tiga ekor anjing dengan kategori SAR dog dan K-9. Pengiriman tim pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) masih sangat dibutuhkan di lokasi reruntuhan bangunan.
Tim USAR Basarnas akan bekerja di sektor 5 di Hatay bersama dengan tim Usar Meksiko dan Portugal. Selain tim tersebut, Pemerintah Indonesia akan menurunkan tim medis tipe 2 dan bantuan logistik.