Antv – Tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror menangkap 2 orang terduga teroris anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Keduanya diamankan di Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Lampung Selatan, pada Rabu pagi (8/2/2023).
Terduga teroris AF alias B, diamankan Densus 88 di Desa Penagan Ratu, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara. Sementara terduga teroris IR diamankan di Desa Klaten, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.
Dari hasil penggeledahan, tim Densus 88 menemukan sejumlah telepon genggam dan buku yang ada kaitannya dengan tindakan terorisme.
Taufik, Kepala Desa Penagan Ratu mengatakan, terduga teroris AF merupakan sosok yang pendiam dan tidak pernah bergaul dengan lingkungan sekitar.
Setiap hari, ia pergi ke ladang mencari rumput untuk pakan ternak kambing miliknya.
"Orang itu pendiam. Dia tidak ada pergaulan dengan lingkungan. Dia keluar rumah ke ladang, cari rumput untuk makan kambing. Dan pulang ke rumah masuk kamar," kata Taufik, Rabu (8/2/2023).
Taufik pun merasa terkejut setelah mendapatkan laporan dari warga bahwa rumah itu digeledah oleh Tim Densus 88.
"Di dalam rumah ditemukan dokumen, ternyata orang tersebut selaku anggota teroris," ungkapnya.
Sementara, Toto, Kepala Desa Klaten mengungkapkan, bahwa terduga IR merupakan warga Sumatera Selatan yang sedang berkunjung ke rumah orang tuanya, sejak Agustus 2022 lalu.
"Memang benar ada penangkapan. Oleh polisi pokoknya, saya tidak tau itu anggota dari Densus atau bukan. Yang penting ada penangkapan memang benar," kata Toto.
Toto mengungkapkan, setelah dilakukan penangkapan, pihaknya kemudian melakukan penelusuran keberadaan terhadap terduga IR di kampungnya.
Ia sejak kecil memang tinggal bersama dengan orang tuanya, namun saat ini telah lama tinggal dan memiliki KTP Sumatera Selatan.
"Setelah kami selidiki, ternyata dia bukan warga sini. Dia memiliki KTP Sumatera Selatan, tapi orang tuanya disini," ungkapnya.
Pasca penangkapan, lanjut Toto, kedua orangnya shock dan tidak mengetahui bahwa anaknya bermasalah dengan mengikut ke jaringan teroris.
"Kalau orang tuanya hanya seorang petani. Orang tuanya bahkan tidak tahu jika anaknya ikut jaringan teroris," pungkasnya.