Menteri BUMN Erick Thohir Akan Kembangkan Pengobatan Tradisional Bali di KEK Sanur

Erick Thohir Akan Kembangkan Pengobatan Tradisional Bali di KEK Sanur (Foto : Kementerian BUMN)

Antv – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa, di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Denpasar, Bali akan dikembangkan pengobatan tradisional Bali dengan menggunakan tanaman herbal untuk menjaga warisan leluhur.

"Di KEK Sanur kita coba manuskrip pengobatan tradisional Bali yang menggunakan tanaman herbal Bali dengan bekerja sama dengan BRIN dan tokoh-tokoh kesehatan Bali," kata Erick di Denpasar, Senin (16/1/2023).

Lebih lanjut Erick menyatakan, tidak ingin membangun proyek di Bali tanpa mempertimbangkan budaya dan spiritual, sehingga setelah berkomunikasi dengan tokoh lokal, dirinya memutuskan untuk mengembangkan kebun raya ekomedis berbasis lontar usada.

Dalam kunjungannya melihat progres KEK Sanur bersama Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR RI Puan Maharani, Erick menyebut kebun raya tersebut ditarget rampung bersamaan dengan pembangunan hotel pada Agustus 2023.

Terkait keperluan dalam penggunaan obat tradisional, Erick mengatakan pihaknya ingin mengembangkan obat-obatan berbasis budaya Indonesia seperti yang ada di China dan India.

"Pertumbuhan daripada kesehatan tentu harus berdasarkan dari obat-obatan kita, karena 90 persen obat ini bahan bakunya masih impor. Siapa tahu kita bisa menekan kebutuhan impor bahan baku sampai 20 persen," kata dia.

Di hadapan Megawati, Erick mengungkapkan bahwa saat ini kemampuan dalam menekan bahan baku obat dari luar negeri masih di angka 70 persen.

Dengan demikian, lewat pembangunan rumah sakit internasional di KEK Sanur diharapkan muncul investasi baru, agar Bali tidak hanya membuka lokasi pariwisata baru melainkan mengembangkan kawasan yang sudah ada.

Erick menyebut sebanyak 2 juta masyarakat Indonesia memilih luar negeri sebagai tempat berobat, di mana sebanyak Rp97,5 triliun keluar untuk itu.

"Karena itu kita berdiskusi apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kompetensi kembali dibandingkan negara-negara tetangga seperti Thailand dan lain-lain tanpa membuat kawasan baru. Nah inilah mengapa kita buat terobosan di sini, dengan tempat seluas 41,26 hektare," ujarnya.