Lurah Sebut Ibu Eny Sering Tolak Bansos Meski Hidup Susah di Rumah Mewah

Ibu Eny dan anaknya Tiko waktu masih kecil. (Foto : @pratiwinoviyanthi_real)

Antv –Menurut Lurah Jatinegara, Slamet Sinabudin menjelaskan Ibu Eny dan anaknya Pulung Mustika Abima atau Tiko hidup di rumah mewah di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. Meski hidup di rumah tersebut namun mereka tinggal tanpa aliran listrik dan air. Mereka tinggal di sana selama bertahun-tahun.

Slamet juga mengaku Ibu Eny sering menolak bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah.

"Jadi yang tinggal di sini kan Tiko dan Bu Eny, Tiko itu anaknya yang penurut dengan ibu, apa-apa harus izin ke ibunya. Dari lingkungan, si Ibu Eny kalau dikasih bantuan sosial enggak mau," kata Slamet kepada wartawan, Kamis, 5 Januari 2023.

Slamet mengatakan Bu Eny kerap menolak bansos lantaran hidupnya di masa lalu sangat berkecukupan. Sehingga, Bu Eny masih memiliki perasaan bahwa dirinya tidak perlu dibantu atau mendapatkan bantuan sosial tersebut.

"Karena dia itu kan awalnya orang berada (berkecukupan), jadi enggak mau dibantu. Tapi kita namanya lingkungan, supaya bantuan bisa nyampe ke Bu Eny, yaitu si Tiko diberdayakan sebagai petugas keamanan lingkungan. Jadi si Tiko yang suruh ambil, dibawa, jadi dia yang masukin ke dalam rumah," tuturnya.

Sementara itu seperti dilansir dari Viva.co.id, Tiko mengungkapkan dari mana air dan penerangan yang dia peroleh selama 12 tahun tinggal berdua bersama ibunya di rumah yang cukup besar. Kata Tiko, untuk memenuhi kebutuhan hidup, dia hanya menggunakan lilin untuk penerangan dan mengambil air dari tetangga.

"Jadi, air ngambil dari sebelah (tetangga) kan ada Sanyo, ngambil seember, seember gitu. Kalau untuk listrik gak ada, penerangan pakai lilin," ucap dia.

Rumah mewah Ibu Eny diketahui berlokasi di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Kini, Ibu Eny menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Duren Sawit.

Sang anak, Tiko diketahui telah merawat ibunya yang mengalami depresi selama 12 tahun sejak ditinggalkan suaminya pada 2010 hingga sekarang belum kunjung kembali.

Untuk bertahan hidup, Tiko dan Ibu Eny sempat menadah air hujan untuk keperluan seperti masak dan Mandi. Seperti dijelaskan oleh ketua RT di mana Ibu Eny tinggal yaitu Noves, bahwa Ibu Eny mengalami depresi dan telah dibawa petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Timur.