Antv – Banjir di wilayah Grobogan, Jawa Tengah, yang berlangsung sejak Minggu (1/1/2023) kemarin, terus meluas hingga merendam ribuan rumah warga di sejumlah desa.
Berdasarkan data BPBD Grobogan, hingga Senin (2/1/2022) pagi, tercatat ribuan rumah di empat kecamatan di Kabupaten Grobogan terendam banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih menyampaikan Intensitas curah hujan yang tinggi baru-baru ini menyebabkan debit air sungai Lusi meningkat hingga berujung over kapasitas.
"Sehingga menyebabkan banjir di beberapa wilayah di kabupaten Grobogan. Faktor lainya adalah air kiriman dari hulu sungai Lusi. Ketinggian air masih terus mengalami peningkatan, sehingga meluas," kata Endang, Senin (2/1/2022).
Saat ini, kata Endang, elevasi Sungai Lusi pada pukul 10.00 masih berada di angka 9.93 meter, turun sedikit dibanding elevasi tadi pagi pada pukul 06.00 WIB dengan 9,96 meter.
Wilayah yang terdampak paling banyak ada di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Purwodadi. Sebanyak 560 rumah tergenang air dengan ketinggian air mencapai 50 cm atau setengah meter.
Wilayah lainnya yang terdampak banjir terbanyak yakni Desa Lemah putih, Kecamatan Brati. Di sana, total ada sebanyak 464 rumah tergenang air, dengan ketinggian air mencapai 50 cm.
Kemudian, wilayah yang juga tergenang yakni Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi dengan total 87 rumah tergenang air, serta di Desa Menduran, Kecamatan Brati dengan 55 rumah tergenang air.
Wilayah lainnya dengan genangan banjir yang memasuki rumah yakni Desa Mayahan (21 rumah), dan Desa Jono (15 rumah) di Kecamatan Tawangharjo. Selain itu, beberapa rumah di Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan juga turut tergenang.
Endang menyebut dapur umum sudah didirikan di tiga lokasi. Ketiganya yakni di Kampung Glugu Kelurahan Purwodadi, kemudian di Desa Karanganyar Kecamatan Purwodadi, serta di Desa Lemahputih Kecamatan Brati.
Selain itu, pihaknya juga telah memberkan bantuan 500 lembar karung untuk penanganan tanggul di Desa Lemahputih, serta 100 lembar karung untuk peninggian tanggul di Kelurahan Purwodadi.
“Kami juga menyiagakan perahu untuk mobilitas warga terdampak,” ujar Endang.
Sementara itu Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan ada keluhan dari petani lantaran sawahnya yang terendam banjir lebih dari sehari terancam puso.
Karenanya, pihaknya akan melakukan sosialisasi dengan menggandeng Dinas Pertanian Grobogan dan Camat, agar para petani bersedia mengasuransikan tanamannya. Dengan asuransi, ketika puso, para petani akan mendapatkan Rp 6 juta per hektar.
"Petani tadi mengeluh juga, tanaman nanti puso. Saya nanti akan sosialisasi dengan pertanian, Pak Camat, supaya diasuransikan. Cuma bayar Rp 36 ribu (per musim tanam per hektar), nanti dapat Rp 6 juta (saat puso)," kata Bupati usai mengecek banjir di wilayah Kecamatan Tawangharjo.
Bupati Grobogan pun meminta agar kepala desa setempat untuk segera mendirikan dapur umum. Dengan begitu, masyarakat tidak kelaparan di tengah banjir.
“Masyarakat sudah beban banjir, supaya tidak kelaparan. Bahan-bahannya, ubo rampenya, termasuk beras, lauk-pauknya, dari pemerintah daerah juga ada. Ini sebetulnya kalau gotong royong juga bisa lah,” ujarnya
Dia menyebut, beberapa desa di Grobogan memang langganan banjir. Dia pun meminta agar semua pihak gerak bersama untuk mengatasi kondisi banjir ini.
“Kedalamannya ini tadi hampir 1,7 (meter),” tandas Bupati Sri.