Ratusan warga pun mengungsi ke sejumlah posko pengungsian dan mulai terserang penyakit demam, gatal hingga pegal-pegal.
Atas kondisi itu, anggota DPR-RI Ono Surono mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan membangun beton penahan gelombang yang bertahun-tahun rusak terkikis ombak, dan mengkaji rencana relokasi rumah yang hancur akibat hantaman ombak ganas.
"Rob ini kan hampir setiap bulan, hampir setiap tahun, dialami oleh masyarakat, dimana kontur tanahnya sudah sangat rendah. Sehingga ini menjadi perhatian untuk kita semua saya lihat beberapa tembok penahan gelombang roboh, sehingga bagai mana pemerintah membangun tembok secara tuntas secara penuh, ada alternatif bagai mana masyarakat perlu direlokasi untuk tidak tinggal wilayah yang rutin setiap bulan mengalami banjir rob, perlu penanganan yang baik perlu perhatian dari pemerintah," beber Ono surono, Anggota komisi IV DPR-RI, Minggu (01/01/2023).
Hingga saat ini, pemerintah masih menerapkan status siaga bencana cuaca extreme. Pemerintah juga meminta masyarakat, agar tetap berada di pengungsian, mengingat cuaca buruk masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.
"Tentunya ini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat, kewenangan pembangunan break watar, tembok penahan itu di anggarkan dari APBN, karena kalau dari APBD kabupaten Indramayu itu tidak akan mampu. Sehingga dengan kejadian kemarin samapai dengan hari ini, mudah mudahan mempercepat bagaimana pemerintah pusat membangun fasilitas-fasilitas untuk mencegah banjir rob kembali." pungkasnya.