Ketujuh, rencana aksi komunitas. Melalui rencana aksi, warga masyarakat dapat mengidentifikasi kapasitas yang dimiliki serta meminimalkan risiko. Setiap keluarga memiliki rencana aksi yang berbeda, tentu disesuaikan dengan kapasitas atau pun kondisi di dalam keluarga, misal dalam keluarga ada kelompok prioritas.
Indikator selanjutnya yaitu keluarga tangguh bencana atau katana. Komunitas desa ini telah mendorong warganya untuk membangun katana. Dengan adanya katana, setiap anggota keluarga diharapkan mampu untuk mengidentifikasi sistem peringatan dini dan rencana evakuasi berbasis keluarga.
Kesembilan, mitigasi struktural dan non-struktural. Salah satu kegiatannya yaitu penanaman mangrove di Pantai Soge. Pada Minggu lalu (18/12) sebanyak 200 bibit mangrove ditanam di pantai ini.
Target BPBD Kabupaten Pacitan akan menanam 2.000 bibit sepanjang pantai sebagai upaya mitigasi vegetasi menghadapi bahaya tsunami.
Terakhir, latihan atau simulasi rencana evakuasi. Warga Desa Sidomulyo secara rutin melakukan simulasi evakuasi. Simulasi ini untuk melatih respons terhadap peringatan dini dan upaya evakuasi mandiri, khususnya menghadapi ancaman bahaya tsunami.
Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa dari total 180 desa yang menjadi target penerima manfaat program IDRIP.
Dalam rangkaian sosialiasi IDRIP untuk kesiapsiagaan dan resiliensi terhadap bahaya gempa bumi dan tsunami, BNPB dan BMKG mengundang perwakilan kementerian/lembaga terkait serta BPBD provinsi dan kabupaten dan kota terpilih program IDRIP untuk melihat pencapaian Desa Sidomulyo sebagai desa tangguh bencana tsunami.