Antv – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung sikap tegas Presiden Jokow Widodo (Jokowi) terhadap Uni Eropa terkait hirilisasi dan industrialisasi.
Presiden tetap berpendirian tidak mengekspor nikel dan membuka diri jika negara lain bermitra dengan mendirikan pabrik di Indonesia.
"Dalam pidato pembukaan KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Belgia, Bapak Presiden mengirimkan pesan begitu kuat. Bahwa membangun kemitraan harus berlandaskan pada kesetaraan dan tidak boleh ada yang namanya pemaksaan," ujar Erick dalam keterangannya, Sabtu (17/12/2022).
Menurut Erick, kekayaan SDA sudah terlalu lama hanya menjadi sumber bagi pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja negara lain.
Kini pemerintah serius melakukan hilirisasi dan industrialisasi. Agar SDA memberikan nilai tambah dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Serta pembukaan lapangan kerja bagi bangsa sendiri.
Erick menyampaikan, proses hilirisasi terbukti mampu meningkatkan value nikel dari 1 Miliar dolar AS kini telah menjadi 27 Miliar dolar AS.
Setelah nikel, sambung Erick, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit.
"Saya selalu menekankan kepada direksi BUMN, kita tidak anti asing. Tapi kita juga mau kerja sama atau kemitraan yang terjalin harus win-win, bukan justru merugikan," ucap Erick.
Mantan Presiden Inter Milan tersebut mengatakan BUMN berkomitmen penuh melakukan akselerasi hilirisasi dan industrialisasi.
Erick telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia sebagai ekosistem pengembangan baterai kendaraan listrik yang terintegrasi.
Bagi Erick, hilirisasi dan industrialisasi akan menjadi salah satu fondasi utama bagi perekonomian Indonesia ke depan.
Erick tak ingin Indonesia terlambat melangkah lagi dalam mengoptimalkan kekayaan alam untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
"Wilayah kita sekitar 75 persennya lautan, tapi proses industrialisasi bidang kelautan dan perikanan tidak lebih dari lima persen. Belum lagi potensi besar pada sektor agrikultur yang menjadi tantangan dan peluang yang harus kita atasi bersama," kata Erick.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong kemitraan kedua belah pihak harus didasarkan pada prinsip kesetaraan.
Hal itu disampaikan saat pembukaan KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Justus Lipsius Atrium, Brussels, Belgia.
“Jika kita ingin membangun sebuah kemitraan yang baik, maka kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan, tidak boleh ada pemaksaan. Tidak boleh lagi ada pihak yang selalu mendikte dan beranggapan bahwa my standard is better than yours," tandas Jokowi.