Siswi SMPN 23 Kerinci Korban Perundungan Temannya, Alami Trauma

Siswi SMPN 23 Kerinci Korban Perundungan Temannya, Alami Trauma (Foto : antvklik-Arizal Antoni)

Antv – Dunia Pendidikan di Kabupaten Kerinci, Jambi, tercoreng dengan kasus perundungan disertai pengeroyokan oleh sekelompok siswi kepada sesama siswi SMPN 23 Kerinci, Jambi.

Meski berdamai antara kedua belah pihak di sekolah, namun pihak keluarga korban harus memastikan kesehatan korban yang berinisial AK, yang membawanya ke RSU MH Thalib Sungaipenuh.

Siswi Para Pelaku Perundungan saat Proses Damai. (Foto: antvklik-Arizal Antoni)

Narso Paman korban menjelaskan, dirinya bersama korban berobat ke dokter rRSU MH Thalib Sungaipenuh, karena AK mengaku merasakan sakit dan trauma.

"Korban keponakan saya mengeluh badannya sakit dan bagian kepala juga. Tidak hanya itu, selain korban mengeluh sakit badan dan kepala. Korban juga trauma dan sering murung. Tapi tadi sudah dikasih obat oleh dokter,” ucap Narso.

Narso menambahkan, AK akan pindah sekolah karena takut peristiwa bully terulang kembali. Namun untuk saat ini belum bisa dilakukan karena dalam masa ujian.

"Setelah selesai ujian nanti, akan pindah sekolah," ujarnya.

Terpisah, Rudi Hartono Ridwan salah seorang aktivis di Kabupaten Kerinci angkat bicara terkait kekerasan terhadap anak dan aksi perundungan tersebut.

Menurutnya, kasus ini merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan di Kerinci, dan dirinya menilai pihak sekolah terkesan tidak melakukan pengawasan. Begitu Juga dengan Dinas Pendidikan, diminta segera melakukan tindakan.

“Kasus bully dan perundungan yang terjadi terhadap siswa maupun siswi di Kabupaten Kerinci bukan hanya sekali ini saja, namun sudah terjadi berulang kali. Namun belum ada tindakan yang signifikan yang dilakukan oleh dinas terkait. Kita lihat aksi perundungan yang terjadi saat ini juga sudah berulang kali terjadi, dari video dan informasinya telah berulang di tiga lokasi berbeda. Kemana saja pihak sekolah sampai tidak mengawasi dan menindak,” cetus Rudi Hartono.

Rudi berharap, kejadian seperti ini tidak terulang kali karena merupakan perbuatan yang tidak baik dan tidak terpuji dan mencoreng dunia pendidikan di Kerinci.

Sementara, kepala Dinas Pendidikan Kerinci Murison saat di konfirmasi awak media mengatakan, dirinya berjanji akan melakukan pengecekan kasus tersebut.

Jika ditemukan kelalaian dari pihak sekolah akan diproses dan ada tindakan dari Dinas.