Antv – Dunia pendidikan kembali tercoreng Kali ini terjadi di salah satu SMP di Kayu Aro Kerinci, seorang siswi dibully dan dikeroyok temannya di sekolah. Bahkan korban dipukuli hingga dibenamkan dalam kolam belakang sekolah oleh teman-temannya.
Peristiwa itu diketahui dari beredarnya rekaman video amatir yang memperlihatkan beberapa orang siswa SMP di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi melakukan perundungan hingga pengeroyokan terhadap temannya. Video tersebut viral di media sosial FB, hingga WhatsApp dan instagram.
Dalam video pertama berdurasi 5 detik hingga 1 menit, tampak sekitar 5 siswa memukul korban yang disaksikan siswi lainnya.
Sedangkan, video kedua 15 detik korban dianiaya hingga dibenamkan dalam kolam sekolah.
Informasi yang diterima polisi menyebutkan, peristiwa itu terjadi di beberapa titik di salah satu sekolah SMP di Kayu Aro.
Dari Video yang beredar, terlihat korban dianiaya oleh teman kelas dan kakak kelas korban.
Korban terlihat di injak oleh pelaku, dipukul kemudian dalam vidio lainnya juga terlihat korban di benam dalam kolam di belakang sekolah.
Diduga, kejadiannya berlangsung saat di luar jam sekolah. Bahkan informasinya salah satu pelaku adalah seorang anak anggota dewan Kerinci.
Terkait viralnya video tersebut, Plt Kapolsek Kayu Aro IPTU Sugiarto ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Ya,benar ada kejadian, kami dapat kabar dari Vidio yang beredar, dan setelah di telusuri dan penyelidikan anggota Polsek Kayu Aro mengetahui, kejadian tersebut terjadi di SMP 23 Desa Sungai Tanduk Kecamatan Kayu Aro." ujar Plt Kapolsek.
Lebih jauh lagi IPTU Sugiarto menjelaskan, kejadian perundungan tersebut terjadi pada Selasa (6/12/0222) lalu, dan pada hari Sabtu( 10/12/2022), sekira pukul 11.00 WIB.
"Lokasinya di rungan kelas SMPN 23 Kerinci Desa Sungai Tanduk Kecamatan Kayu Aro. Kita telah dilaksanakan mediasi yang dilakukan oleh para pelaku Siswa SMPN 23 Sungai Tanduk Kerinci yang viral di Media sosial. Mediasi difasilitasi oleh Kepala Sekolah SMPN 23 Kerinci dan diihadiri oleh orang tua korban dan orang tua para pelaku " beber Sugiarto.
Hasil mediasi, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan kedua belah pihak siap untuk menjaga tidak mengulangi perbuatan dan tidak ada balas dendam serta biaya pengobatan korban ditanggung oleh orang tua para pelaku.
"Kedua belah pihak sepakat berdamai dan kita berharap dan memberikan edukasi kepada para siswa dan siswa agar tidak melakukan aksi yang serupa tidak terulang kembali karena merupakan perbuatan yang tidak terpuji," pungkas Iptu Sugiarto