"Plus value inilah yang perlu dimaksimalkan dalam merevitalisasi Muspusdirla," terang Ananta.
Senada dengan Ananta Hari Noosasetya, Dr. Sektiadi berpendapat penataan Muspusdirla yang modern perlu sentuhan digital untuk menarik pengunjung yang lebih banyak.
Ditekankannya pula pentingnya pengembangan tema pameran, visualisasi pameran, penambahan sarana aktivitas edukasi serta peningkatan kegiatan kehumasan.
Hal ini dimaksudkan agar Muspusdirla menjadi Lokomotif Permuseuman di Yogyakarta. Sementara Sinang Aribowo selaku pemerhati Museum menekankan pentingnya pendokumentasian lahan dan koleksi.
Disarankannya tata koleksi harus dirangkai dalam sebuah cerita, yang menonjolkan sisi heroisme TNI Angkatan Udara.
Ditambahkannya untuk menjadi museum kelas dunia, Muspusdirla harus benar-benar siap dari semua sisi, termasuk kerapian dan kenyamanan museum.
FGD yang dipandu Duta Museum Yogyakarta, Joana Zettira, diakhiri dengan sesi tanya jawab dan pemberian cinderamata dari Kadispenau kepada narasumber dan penanggap. Turut hadir, Ar. G. Budi Yulianto (Ketua Umum IAI), Anas Syahrul A (CEO Rajawali Indonesia Communication), Agus (Ketua JFC), Alex (Pemerhati Museum), dan para Ketua Bamus Museum Provinsi DIY.