Antv – Dua orang copet nekat melakukan aksinya mencopet uang senilai Rp8 juta dan tiga handphone milik guru di acara perayaan HUT PGRI yang dihadiri Presiden Jokowi.
Kapolsek Semarang Barat, Kompol Dicky Hermansyah mengatakan, dua pelaku yang diamankan merupakan warga Jakarta masing-masing bernama Ade Taryo (54) dan M. Nurdin (61).
Mereka nekat mendatangi acara yang dihadiri Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo dari Jakarta hanya untuk melakukan aksi kejahatannya itu.
Dicky menerangkan, kedua pelaku awalnya tiba dari Jakarta di Stasiun Tawang Semarang pada Jumat (2/12/2022) pukul 20.31 WIB.
Setibanya di Semarang, kemudian dua pelaku tersebut menginap di Stasiun Tawang dan mempersiapkan rencana pencopetan.
Setelah pergantian hari yakni pada pukul 05.00 WIB, kedua pelaku datang lebih awal mengenakan baju guru yang sama ke lokasi acara yang dihadiri Jokowi untuk memantau targetnya.
“Jadi kedua orang ini datang dari Jakarta memang khusus ke event-event yang banyak orang untuk mencopet,” ujar Dicky saat rilis kasus di Mapolsek Semarang Barat, Sabtu (3/12/2022).
Setelah menentukan target, kedua pelaku ini memanfaatkan kerumunan orang untuk melancarkan aksi pencuriannya.
Pelaku mendorong targetnya dan bersamaan mengambil barang berharga milik korban.
“Jadi modusnya menyempatkan keramaian. Acara ini ada sekitar 15 ribu orang lalu memanfaatkan keramaian kedua pelaku ini mendorong korban dan salah satu tangannya ini merogoh entah itu saku korban ataupun dari tas,” jelasnya.
Namun aksi kedua pelaku ini gagal. Meskipun berhasil mendapatkan barang berharga, korban akhirnya sadar bahwa uang yang ada di tas miliknya diambil orang.
“Jadi terungkapnya ini korban yang berdomisili di Bekasi ini merasa bahwa salah satu pelaku merogoh sakunya kemudian pelaku ini saya tunjukan bendelan ini ditutupkan lalu pas dirogoh uangnya jatuh korban mengamankan uangnya lalu bapak itu meminta kepada aparat kepolisian untuk diamankan. Dan satu orang ini kabur dari operasi salah satu ini atas nama Nurdin kita tangkap di Stasiun Tawang ketika berusaha kembali ke Jakarta,” jelasnya.
“Pada saat kita tangkap kedua orang ini memang melakukan suatu tindakan kamuflase artinya kedua palaku ini membeli baju PGRI lalu menyamar dengan modal baju seharga 105 ribu yang dibeli dari pasar sekitar. Sehingga para peserta ini tidak mengetahui dua orang ini adalah guru palsu,” lanjutnya.
Sementara itu, salah satu korban, Urip Tarsam bersyukur bisa menggagalkan aksi pencurian yang menimpanya.
Dirinya mengaku berhasil menangkap pelaku karena merasa ada merogoh tasnya yang berisi uang 8 juta.
"Saya pegang salah satunya yang menutup tangannya dengan jaket hitam dan saya bilang, 'kamu maling, ya'. Kemudian jatuh segepok uang saya. Dia saya pegangi sambil ambil uang yang jatuh, satunya kabur. Itu uang untuk bayar material, tadi saya buru-buru, kebawa," jelasnya.
Di Hadapan polisi dan awak media, pelaku Taryo menjelaskan mengetahui acara tersebut dari spanduk yang terpasang. Dia juga mengakui beberapa kali telah melakukan aksi copet.
"Biasanya yang diambil handphone. Tadi beli seragam itu spontan saja di lokasi," paparnya.