Pihak UNS nantinya mendapatkan dukungan fasilitas laboratorium penelitian di bidang teknologi baterai, pendanaan, peralatan, serta komponen material untuk joint development.
“Sedangkan kami, VKTR antara lain akan mendapatkan tenaga peneliti, mahasiswa serta sumber daya lainnya untuk memperdalam riset pada ruang lingkup yang disepakati,” kata Gilarsi.
Menurut Gilarsi, saat ini teknologi baterai masih sangat terbuka untuk dipelajari dan dikembangkan. Keterbatasan teknologi baterai saat ini ada di dua aspek, yakni aspek performa dan aspek harga bahan baku yang relatif mahal.
“Jika dua hal ini bisa diatasi, kami yakin upaya pengembangan teknologi baterai akan maju pesat,” katanya.
“Jika ditinjau lebih jauh, ada dua hal yang patut diperhatikan dalam aspek performa; yaitu kemampuan baterai dalam menghantarkan energi, serta banyaknya energi yang dapat disimpan”, ucap Gilarsi menambahkan.
Gilarsi juga menegaskan tentang pentingnya produk baterai yang dihasilkan harus tetap aman selama digunakan, tahan lama, cepat dalam pengisian daya, ramah lingkungan, dan murah.
Ketua PUI-PT TPEL UNS, Prof. Agus Purwanto mengatakan pihaknya menyambut baik peningkatan status kerja sama kedua institusi. Ia berharap, rencana dan aksi mereka ke depan akan semakin konkrit dan solid hingga dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan.