Sri Mulyani juga mengatakan, konflik geopolitik, masih tingginya inflasi dan pengetatan moneter di sejumlah negara maju masih berlanjut. Ketiga faktor tersebut berpotensi menimbulkan tekanan ekonomi, yang dapat mempengaruhi kinerja APBN.
“Meskipun indikator ekonomi domestik masih terjaga dengan baik, kita tetap harus waspada. Terutama untuk mengantisipasi rambatan tekanan global,” kata Menkeu.
Hingga triwulan III-2022, ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat 5,72 persen yang ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Masyarakat kelas menengah atas, menurut Menkeu, sudah mulai melakukan konsumsi yang menunjukkan kepercayaan mereka terhadap kondisi ekonomi domestik.
Baca Juga :