"Ada 11 kuburan baru, semuanya korban gempa yang meninggal," ujarnya.
Omay menyebutkan, ada sekitar 200 jiwa warganya dan warga dari RT 03 yang mengungsi di tanah kuburan tersebut.
Menurut Omay, posko pengungsian yang didirikan baik oleh Polri, relawan hingga Kementerian Sosial terlalu jauh untuk dicapai.
Selai itu warga juga masih khawatir dengan harta bendanya yang berada di rumah.
“Susah kalau di posko itu, enggak ada kamar mandinya juga,” kata Omay.
Omay mengatakan ia dan warganya sudah berada di tenda pengungsian itu selama tiga hari sejak gempa Senin (21/11/2022).
Kondisi di tenda minim dengan penerangan, karena aliran listrik di wilayah tersebut belum menyala.
Baca Juga :