Melalui kompetisi ini Isom berharap robot-robot karya para siswa ini dapat dikembangkan lebih baik. Bahkan ke depan, bisa bermitra dengan dunia usaha dan industri untuk pengembangannya.
"Ini kan robot-robot yang bagus bisa dikembangkan menjadi prototype. Kemudian kalau bisa diindustrikan, atau diproduksi secara massif kalau memang bagus, dan menjadi kekayaan kita, produksi dalam negeri," harapnya.
Juri level MI pada kategori inovasi, Soni Adeyanto menjelaskan ada beberapa penilaian dalam lomba ini. Di antaranya, originalitas desain dan kontruksi, kesesuaian tema, kecanggihan, aplikatif, dan kegunaan.
"Jadi mungkin robotnya canggih tapi terlalu canggih nggak bisa diterapkan juga kita akan nilai di situ. Atau sederhana tapi malah memiliki manfaat, lebih memiliki manfaat yang tepat guna untuk sekolah atau lingkungan atau rumah mereka," ujarnya.
Salah satu peserta, Hafid Abdurahman dari MAN 2 Pati, Jawa Tengah membuat robot unik yang bisa mencuci gelas secara otomatis. Robot ini mampu mencuci gelas tanpa bantuan tangan manusia hanya dalam waktu relatif singkat.
"Kalau saya kalkulasikan waktu ini membutuhkan kurang lebih 1 menit, tidak lebih dari 2 menit," ucapnya.
Hafid kemudian menerangkan cara kerja robot yang ia buat bersama teman-temannya di kelas 11. Proses pertama adalah mendeteksi gelas menggunakan sinar infrared.