Antv –Sekolah di seluruh Uganda akan ditutup dua minggu sebelum akhir semester yang telah dijadwalkan. Percepatan tersebut setelah 23 kasus Ebola dikonfirmasi di antara para siswa, termasuk delapan anak yang meninggal.
Menteri Pendidikan Uganda Janet Kataha Museveni mengatakan pada hari Selasa (8/11/2022) bahwa kabinet telah mengambil keputusan untuk menutup prasekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah pada 25 November 2022.
Alasannya kondisi ruang kelas yang padat membuat siswa sangat rentan terhadap infeksi Ebola.
“Penutupan sekolah lebih awal akan mengurangi area konsentrasi di mana anak-anak setiap hari melakukan kontak dekat dengan sesama anak, guru, dan staf lain yang berpotensi menyebarkan virus,” kata menteri yang juga istri Presiden lama Yoweri Museveni itu dalam sebuah pernyataan.
Pada hari Sabtu (5/11/2022) pemerintah memperpanjang penerapan lock down selama tiga minggu di distrik Mubende dan Kassanda, yang telah menjadi pusat wabah Ebola.
Langkah-langkah itu termasuk jam malam dari senja hingga fajar, larangan perjalanan pribadi, dan penutupan pasar, bar, dan gereja.
Sejak wabah diumumkan di Mubende pada 20 September 2022, penyakit itu telah menyebar ke seluruh negeri, termasuk ke ibu kota, Kampala, tetapi presiden mengatakan pembatasan secara nasional belum diperlukan.
Menurut angka pemerintah dari hari Minggu (6/11/2022), 135 orang telah terinfeksi Ebola dan 53 telah meninggal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu mengatakan Uganda telah mencatat lebih dari 150 kasus yang dikonfirmasi dan kemungkinan, termasuk 64 kematian. Kematian terakhir yang tercatat di Uganda dari wabah Ebola sebelumnya adalah pada 2019.
Virus yang beredar di Uganda adalah jenis Ebola di Sudan, yang vaksinnya belum ampuh terbukti. Berbeda dengan Ebola jenis Zaire yang lebih umum, yang telah menyebar selama wabah baru-baru ini di negara tetangga Republik Demokratik Kongo.
Sumber: Aljazeera