Terungkap, DKI Jakarta Catat Kasus Gangguan Ginjal Akut Tertinggi

Terungkap, DKI Jakarta Catat Kasus Gangguan Ginjal Akut Tertinggi (Foto : Ilustrasi-Pixabay)

Antv – Sebaran kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak sampai saat ini tersebar di 27 provinsi. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Muhammad Syahril mengatakan, DKI Jakarta masih mencatatkan kasus tertinggi kasus GGAPA.

Dimana, kasus secara kumulatif saat ini berjumlah 304 kasus per tanggal 31 Oktober 2022. "10 besar provinsi yang terbanyak, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur," kata Syahril dalam konferensi pers daring, Selasa (01/11/2022). 

Berikut sebaran provinsi kasus gangguan ginjal akut pada anak secara kumulatif di Indonesia : 

1. DKI Jakarta 79 kasus 

2. Jawa Barat 37 kasus 

3. Aceh 31 kasus 

4. Jawa Timur 25 kasus 

5. Sumatera Barat 22 kasus 

6. Banten 17 kasus 

7. Bali 16 kasus 

8. Sulawesi Selatan 12 kasus 

9. Jambi 8 kasus 

10. Sumatera Utara 7 kasus 

11. Sumatera Selatan 6 kasus 

12. Yogyakarta 6 kasus 

13. Nusa Tenggara Timur 6 kasus 

14. Bangka Belitung 4 kasus 

15. Lampung 4 kasus 

16. Jawa Tengah 4 kasus 

17. Kalimantan Timur 3 kasus 

18. Kalimantan Selatan 3 kasus 

19. Sulawesi Tenggara 3 kasus 

20. Nusa Tenggara Barat 2 kasus 

21. Kalimantan Tengah 2 kasus 

22. Kalimantan Utara 2 kasus 

23. Kepulauan Riau 1 kasus 

24. Bengkulu 1 kasus 

25. Kalimantan Barat 1 kasus 

26. Gorontalo 1 kasus 

27. Sulawesi Utara 1 kasus 

Menurut peta sebaran kasus, Kota Jakarta Timur paling banyak mencatatkan kasus gangguan ginjal yakni 25 kasus. Disusul, Jakarta Barat 22 kasus, Jakarta Selatan 15 kasus, Kota Banda Aceh 14 kasus, Jakarta Utara 12 kasus. 

Selanjutnya, Kota Denpasar sebanyak 11 kasus, Kabupaten Tangerang 8 kasus, Kota Bekasi 7 kasus. Kemudian Kabupaten Bekasi dan Kota Depok, Jawa Barat masing-masing sebanyak 6 kasus. 

Syahril mengatakan, saat ini pasien yang paling banyak merawat kasus GGAPA berada di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta. Disusul RSUP Dr. M. Djamil Padang ada 7 orang, dan RS Anak dan Bunda Harapan Kita 3 orang.