"Makanya saya yakin, para penyandang disabilitas memiliki kemampuan kognitif di balik keterbatasannya," katanya.
Selain itu, ada juga sosok Gading, remaja asal Kajen, Pekalongan yang terus berkembang usahanya setelah mendapat motor roda tiga dari Kemensos.
Mensos membagikan kisah sukses Gading yang dalam waktu kurang dari satu tahun bisa memiliki tabungan lebih dari Rp20 juta. Rektor UKDC Adrian Adirejo pun angkat bicara.
"Kami bersyukur dan bangga karena kami punya karya nyata, dimana kita mendampingi para disabilitas ini dan berkontribusi kepada masyarakat. Penting untuk belajar dari pengalaman agar bisa mendampingi mereka menjadi pengusaha," katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Stefan Prabani sebagai salah satu dosen yang melakukan pengabdian masyarakat telah membuktikan bahwa penyandang disabilitas memiliki banyak potensi.
Komunitas Bending Triplek yang beranggotakan 5 penyandang disabilitas di Surabaya dan 11 di Semarang sukses didampingi untuk menghasilkan karya furniture kursi dan meja.
"Kami cari alternatif bagaimana mereka bisa membuat kursi, meja tapi dengan bahan, bentuk yang berbeda, dengan cara yang sangat mudah. Ternyata mereka sangat bisa, hasilnya pun luar biasa," ucapnya kagum.