Untuk Pertama Kalinya, G20 Menyertakan Agama-agama Dunia Jadi Bagian Solusi untuk Krisis Global

Untuk Pertama Kalinya, G20 Menyertakan Agama-agama Dunia (Foto : Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf - Credit Foto: NU Online/Suwitno)

- Mendorong diskusi yang jujur dan realistis di dalam komunitas agama dan di antara berbagai komunitas agama; dan

- Memasukkan nilai-nilai moral dan spiritual ke dalam struktur kekuatan geopolitik dan ekonomi. 

Nahdlatul Ulama (NU), penggagas sekaligus pendiri R20, merupakan organisasi yang mewakili 120 juta Muslim moderat atau lebih dari 40% populasi Indonesia.

Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf, pendorong utama di balik R20, memiliki rekam jejak yang konsisten dalam mengajak sesama muslim untuk merekontekstualisasi sebagian pemahaman ajaran Islam yang telah usang dan membelenggu.

NU mengakui adanya prinsip-prinsip ortodoksi Islam yang bermasalah, dan bekerja untuk mendamaikannya dengan realitas peradaban kontemporer, sesuai konteks yang telah berubah secara signifikan dibandingkan dengan kondisi ketika hukum Islam klasik itu muncul.

Prinsip-prinsip tersebut di antaranya terkait hubungan antara Muslim dan non-Muslim, struktur pemerintahan, serta tujuan dan pelaksanaan peperangan yang tepat.

Semua ini terlalu sering digunakan oleh para militan ekstremis untuk membenarkan tindakan mereka, dan oleh mereka yang berusaha menggunakan Islam untuk tujuan politik, sehingga menumbuhkan rasa tidak nyaman dan keterasingan dari dunia modern.