15 Tewas Akibat Serangan ISIS ke Kuil Syiah di Kota Shiraz Iran

Kuil Shah Cheragh pasca serangan di Shiraz, Iran. (Foto : Reuters)

Antv –Sedikitnya 15 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka dalam serangan terhadap tempat suci Syiah di kota Shiraz, Iran selatan, menurut kantor media pemerintah negara Iran, IRNA.

Laporan itu mengatakan bahwa serangan yang terjadi di Kuil Shah Cheragh pada Rabu (26/10/2022) malam, dilakukan oleh tiga pria bersenjata yang memasuki kuil. Dua dari penyerang telah ditangkap, sedangkan seorang lainnya berhasil melarikan diri.

ISIL (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu yang diunggah dalam sebuah pernyataan di saluran telegram mereka.

Nour News, outlet media yang berafiliasi dengan negara Iran, sebelumnya melaporkan bahwa para penyerang bukanlah warga negara Iran.

Kantor Berita Fars mengatakan bahwa seorang wanita dan dua anak termasuk di antara mereka yang tewas di Shiraz.

“Kami sedang bersiap untuk sembayang dan kemudian kami mendengar suara tembakan, kami mencoba melarikan diri dari sisi lain dan kemudian saya menyadari bahwa saya berdarah,” ucap seorang saksi dan penyintas serangan yang mengatakan kepada Al Jazeera.

“Saya tidak bisa melihat siapa yang menembak. Itu dimulai dari jalan dan kemudian mereka datang ke kuil dan mereka menembak siapa pun yang mereka lihat. Saya melihat beberapa orang terluka dan terbunuh, tetapi saya tidak melihat para penyerang,” tambahnya.

Profesor di Fakultas Studi Dunia di Universitas Teheran, Fouad Izadi mengatakan tujuan penembakan itu adalah untuk menyerang jamaah.

“Ini adalah merk dagang ISIS, Mereka menyerang kuil Syiah, mereka menyerang tempat suci,” kata Izadi.

Dorsa Jabbari dari Al Jazeera melaporkan dari Teheran yang mengatakan bahwa kuil itu adalah situs penting bagi peziarah. Shiraz adalah tujuan populer untuk ziarah dan pariwisata dan serangan terakhir yang terjadi di kota itu terjadi pada April 2008.

Saat itu sebuah bom yang ditanam di dalam kuil menewaskan 14 orang.

"Ini adalah insiden yang sangat jarang terjadi pada waktu yang sangat genting di Iran, ketika keamanan dalam level siaga tinggi mengingat banyaknya protes yang telah terjadi di seluruh negeri," kata Jabbari.

Serangan hari Rabu terjadi ketika Iran tengah menghadapi protes sejak kematian Mahsa Amini (22) pada September 2022. Ia meninggal setelah ditahan oleh polisi penegakan moral negara itu.

Sumber: Al Jazeera