Acay membeberkan bahwa ia mendapati Sambo yang mengenakan pakaian dinas lengkap (PDL) tengah merokok sendirian dengan wajah yang tampak merah. Ia pun mengaku baru berani menghadap Sambo kala itu ketika telah mematikan rokoknya.
"Dengan wajah mohon maaf tidak seperti biasanya, wajahnya merah seperti orang marah," tuturnya.
Acay mengaku saat itu Sambo hanya memintanya masuk ke dalam rumah. Adapun di luar rumah, ia menyebut situasi sudah banyak anggota provost hingga anggota Satreskrim Polres Jakarta Selatan.
Ketika masuk ke dalam rumah ia melihat ada jenazah tergeletak di sebelah tangga, kemudian bertanya mayat siapa itu kepada Sambo. Sambo lantas menjawab bahwa mayat tersebut adalah mayat Brigadir J.
Sambo, ujarnya lagi, menyebut Brigadir J telah bertindak kurang ajar melecehkan istrinya, Putri Candrawathi, dan telah terjadi peristiwa tembak menembak.
"Dengan mimik yang tenang, dia (Bharada E) mengatakan, 'Siap, Ndan, saya yang nembak'," kata Acay menirukan dialog dengan Bharada E.
Acay mengaku juga dimintai tolong oleh Sambo untuk membantu mengangkat jenazah Brigadir J ke tandu untuk kemudian dimasukkan ke dalam ambulans.