“Sebelumnya alat ini masih manual. Jadi ketika ada pergerakan tanah sirine akan berbunyi. Tetapi suara sirine kan terbatas,” lanjutnya.
Dengan menggunakan sistem kerja sensor ultrasonik, alat tersebut akan mengirimkan tanda-tanda pergerakan tanah melalui telepon genggam.
Sehingga tidak hanya warga sekitar yang mengetahui ada pergerakan tanah, namun juga warga luar desa maupun pihak-pihak lain bisa ikut memantau pergerakan tanah.
“Dengan dikirim melalui handphone ini akan memudahkan warga yang tinggal jauh dari titik pemasangan alat ini. ataupun pihak-pihak terkait bisa juga ikut memantau,” paparnya.
Penyempurnaan alat deteksi dini tanah longsor dari manual ke sistem digital disambut baik oleh pihak BPBD Banjarnegara. Sehingga pergerakan tanah bisa terpantau oleh siapa pun.
“Ini luar biasa para santri-santri. Karena mereka membuat system semua masyarkat bisa tahu ada pergerakan tanah di mana di titik mana. Bukan hanya satu public area saja,” ujar inventor sekaligus Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andry Sulistyo.
Saat ini, alat deteksi dini tanah longsor sudah dipasang lebih di 30 titik baik daerah Jawa Tengah maupun Jawa Barat.