Antv – Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menanggapi terkait Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memutuskan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena Heru mempunyai kedekatan dengan Jokowi.
"Heru menyisihkan dua kandidat lainnya, yaitu Sekda DKI Jakarta Marullah Matali serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar. Keputusan tersebut sudah diduga sebelumnya. Heru dinilai akan dipilih Jokowi karena mempunyai kedekatan dengannya bukan semata pertimbangan profesionalisme," katanya, Jumat (7/10/2022).
Kemudian, ia melanjutkan kalau pertimbangan profesionalisme tentunya Marulla dan Bahtiar akan lebih dipertimbangkan.
Kedua sosok ini dinilai lebih mumpuni dan kredibel dalam memimpin Jakarta.
"Bahkan Bahtiar dinilai banyak pihak jauh lebih mumpuni dan dimungkinkan lebih independen. Karena itu, Bahtiar terkesan lebih dapat diterima baik oleh partai politik maupun berbagai elemen masyarakat Jakarta," katanya.
Namun, TPA tetap memilih Heru sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta. Karena itu, terpilihnya Heru terkesan lebih atas pertimbangan politis.