“Termasuk ikut mengupayakan terwujudnya perdamaian dan keamanan internasional, termasuk ikut mengupayakan penyelesaian damai atas perang yang terjadi di Ukraina,” ucap Puan.
Selain dengan Ketua Parlemen Belanda, Puan hari ini juga melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua DPR Turki, Mustafa Sentop.
Dalam kesempatan itu, ia menyebut Turki sebagai sahabat lama dan mitra strategis yang saling memiliki kelebihan di kawasannya masing-masing.
“Hubungan Indonesia dan Turki memiliki sejarah yang sangat panjang, jauh sebelum diformalkan pada tahun 1950 yaitu sejak tahun 1479 melalui Pengukuhan Raden Patah sebagai Khalifatullah in Tanah Jawi oleh Sultan Turki,” kata Puan.
Terkait kerja sama antara Indonesia dan Turki, DPR pun memandang industri pertahanan menjadi salah satu bidang kerja sama yang sangat potensial untuk dikembangkan. Untuk itu, Puan berharap agar perjanjian kerja sama kedua negara lebih diintensifkan dengan harapan dapat memperkuat kolaborasi dan menjajaki bidang kerja sama baru di bidang industri pertahanan.
“Karena kedua negara memiliki kemampuan industri pertahanan yang berbeda dan saling melengkapi. DPR juga mendukung kesepakatan kedua negara yang akan mengembangkan join production untuk produk lain, seperti Marine Assault Vehicle dan pesawat terbang,” urai mantan Menko PMK tersebut.
Selain itu, Puan mendorong agar finalisasi dan rencana penandatanganan Defence Cooperation Agreement antara Indonesia dan Turki dapat segera diselesaikan.