Antv – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jakarta menggelar Forum Group Diskusi (FGD) dengan tema “Mencari Figur Ideal Pj Gubernur DKI Jakarta” Rabu (28/09/2022), di Gedung DPD Golkar Provinsi DKI Jakarta, jalan Pegangsaan Jakarta Pusat.
Beberapa pakar berpendapat bahwa Pj Gubernur DKI Jakarta idealnya ialah sosok yang netral, adil, dan tepat serta mampu mengharmonisasikan situasi sosial, budaya, dan politik di masyarakat yang sudah terpolarisasi.
Guru Besar Ilmu Pemerintahan IPDN, Johermansah Djohan, yang menjadi salah satu sumber dalam diskusi itu mengungkapkan berbagai kriteria figur ideal Pj Gubernur DKI Jakarta.
Menurut mantan Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu, sayarat yang harus dimiliki untuk menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta adalah:
1. Memiliki jam terbang tinggi di birokrasi, baik di tingkat pusat maupun daerah yang bisa dibuktikan riwayat jabatan.
2. Memiliki integritas yang tidak diragukan, tidak memiliki kasus hukum, netral dan tidak pernah melakukan politisasi ASN, tidak berafiliasi dengan partai tertentu, serta bebas dari perbuatan tercela (termasuk molomo: tidak judi, tidak mabuk, tidak madat, tidak mencuri dan tidak berzina).
3. Memiliki kemampuan komplit, jago manajemen, menguasai perkara teknis sektoral, paham kondisi sosal kultural Jakarta dan mempunyai sense of political atau kepekaan politik.
4. Dekat dengan tokoh masyarakat, pers dan pejabat pemerintah pusat, termasuk TNI dan Polri.
melihat kriterian itu, maka figur yang ideal untuk menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta adalah sosok Bahtiar, yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Polpum Kemendagri.
Selain itu, Bahtiar juga pernah menjadi Penjabat Gunernur Kepulauan Riau (Kepri) yang mampu diembannya dengan baik.
Dari tanggapan beberapa pengamat, anggota DPD RI asal DKI Jakarta, peneliti senior BRIN, dan dari unsur-unsur masyarakat, menilai bahwa sosok figur yang tepat, adil, dan netral adalah Bahtiar; dengan pertimbangan pengalaman di pemerintahan sebagai Direktur Ormas Dirjen Polpum Kemendagri, yang dikenal dekat dengan kalangan jurnalis di Indonesia ini juga pernah menjadi pejabat madya atau pejabat eselon I di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Selain pernah menjabat sebagai Pj Gubernur Kepulauan Riau, beliau juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen), Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri RI.
Bahtiar sudah punya rekam jejak di Kemendagri dengan berbagai posisi strategis mengurus bidang kebangsaan, ketahanan seni budaya ini juga sangat memahami mengurus daerah, mempunyai jaringan yang luas dengan lintas tokoh masyarakat, akademisi, intelektual, seniman, budayawan, pekerja seni,ormas, penggiat lingkungan, dan media.
Dari tiga nama kandidat Pj Gubernur DKI Jakarta yang dicalonkan oleh DPRD DKI Jakarta yakni Drs Heru Budi Hartono, M.M, Dr Drs Bahtiar, M.Si, Marullah Matali, S.Ag, M.Hum, maka figur Dr Bahtiar yang lebih tepat, adil, dan netral sebagai calon Pj Gubernur DKI Jakarta.
Bahtiar yang lebih ideal karena memiliki kapasitas dan kualifikasi seperti yang telah ditentukan.
DKI Jakarta memang memerlukan figur baru pemimpin daerah DKI Jakarta yang netral atau tidak terpolarisasi dalam istilah “kubu-kubuan”.
Hal tersebut terkait beberapa isu yang beredar luar bahwa dua kandidat lainnya masih terkesan “menempel” dengan imej ‘titipan istana’ dan ‘orangnya Anies Baswedan’.
Sementara, DKI Jakarta membutuhkan figur yang mampu mengharmonisasikan kepentingan pemerintahan pusat dan pemerintah daerah, atau istilahnya mampu berdiri dengan ‘dua kaki’ di posisi yang netal dan mampu mengakomodasi berbagai kepentingan kebangsaan.
Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh banyak parpol dari lintas parlemen DKI Jakarta maupun parpol di luar parlemen.
Seperti diketahui, DPRD DKI Jakarta secara resmi telah mengusulkan tiga nama dan ketiga nama iti sudah diajukan ke Kementerian Dalam Negeri, diantaranya Heru Budi Hartono, Kepala Sekretariat Presiden, Marullah Matali, Sekda DKI Jakarta dan Bahtiar, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kemendagri.