Protes Kematian Mahsa Amini, 50 Orang Dilaporkan Tewas

Protes Kematian Mahsa Amini, 50 Orang Dilaporkan Tewas (Foto : Reuters)

Antv – Aksi demonstrasi berkobar di Iran selama delapan malam berturut-turut atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda yang ditangkap polisi moral karena tidak memakai jilbab secara benar.

Aksi unjukrasa itu muncul dari pihak masyarakat yang mendukung upaya pemerintah terkait aturan cara berpakaian yang baik.

Selama aksi ujukrasa, sebanyak 50 orang dilaporkan tewas oleh pasukan keamanan. Angka ini dari data yang dihimpun Hak Asasi Manusia Iran (IHR), sebuah organisasi non-profit yang berbasis di Oslo. 

Data dari NGO ini lebih dari tiga kali jumlah kematian resmi yang diungkap pemerintah, yakni 17 mencakup lima personel keamanan.

Menurut catatam IHR, demonstrasi berujung kerusuhan telah menyebar ke 80 kota dipicu kematian Mahsa Amini, seorang gadis Kurdi berusia 22 tahun yang sempat koma tiga hari setelah ditahan polisi moral di Teheran.

Iran telah memberlakukan pembatasan ketat pada penggunaan internet dalam upaya untuk menghambat pengunjuk rasa berkumpul dan menghentikan aliran reaksi dari internasional.

Sementara Amerika Serikat (AS) siap membantu warga Iran mendapatkan akses internet, dengan melonggarkan pembatasan ekspor perangkat lunak layanan internet.

Langkah-langkah baru akan "membantu melawan upaya pemerintah Iran untuk mengawasi dan menyensor warganya," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

"Jelas bahwa pemerintah Iran takut pada rakyatnya sendiri," tambahnya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (24/9/2022).

Pada Jumat (23/9/2022), ribuan orang turun ke jalan untuk mendukung cara berpakaian yang benar, termasuk pemakaian jilbab. Massa ini bagian dari demonstrasi tandingan yang didukung pemerintah.

"Demonstrasi besar rakyat Iran mengutuk para konspirator dan penistaan ​​terhadap agama terjadi hari ini," kata kantor berita Iran, Mehr.

Televisi negara menyiarkan cuplikan demonstran pro-hijab di Teheran tengah, banyak dari mereka adalah pria tetapi juga wanita yang mengenakan cadar hitam.

Amini meninggal pada 16 September, tiga hari setelah dirawat di rumah sakit menyusul penangkapannya oleh polisi moral, unit yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat di Iran

Aktivis mengatakan dia mengalami pukulan di kepala dalam tahanan tetapi ini telah dibantah pihak berwenang Iran, yang telah membuka penyelidikan.