Rivalitas Demokrat dan PDIP Kembali Terulang Pasca SBY Turun Gunung

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Foto : Demokrat)

Antv –Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono telah memastikan bakal turun gunung dalam pemilu 2024. Dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat pekan lalu SBY sempat menyebut potensi kecurangan pada pemilu 2024.

Ia menyebut sebagai partai oposisi peluang partainya untuk mencalonkan Capres dan cawapres tertutup. Keadaan tersebut membuat SBY perlu turun gunung.

Mengutip VIVA.co.id langkah SBY ini semakin memperkuat rivalitas antara Demokrat dan PDI Perjuangan.

Pengamat politik yang juga Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Iman menjelaskan, memang turunnya SBY bisa dimaknai sebagai upaya mendongkrak partai. Juga mensukseskan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, yang disebut-sebut bakal maju di Pilpres 2024.

"Turunnya SBY dalam rangka menaikkan elektabilitas Partai Demokrat di satu sisi, dan di sisi lain juga untuk menyiapkan AHY yang notabenenya putra sulung SBY sekaligus ketum Demokrat agar bisa berkontestasi di Pilpres 2024," kata Arif, saat dihubungi VIVA, Selasa (20/9/2022).

Dengan kondisi itu, menurut dia sangat wajar jika memang SBY turun gunung. Bukan sekedar lantaran ada tanda-tanda Pemilu 2024 tidak jujur seperti yang diutarakan SBY dalam pidatonya di Rapimnas Demokrat pekan lalu. Jadi menurut Arif, kebutuhan politik saat ini mengharuskan SBY turun. Yakni untuk dongkrak partai, dan kedua agar AHY bisa berkontestasi di Pilpres 2024.

"Karena memang kebutuhan politik baik Partai Demokrat sebagai institusi maupun AHY sebagai tokoh yang berpotensi untuk maju dalam Pilpres 2024," katanya.

Rivalitas antara Demokrat dengan PDIP, sudah berlangsung sangat lama. Banyak pihak menyebut, ketika Pemilu 2004. Hingga 2 periode pemerintahan Presiden SBY (2004-2009 dan 2009-2014), PDIP yang diketuai Megawati Soekarnoputri adalah oposisi dan terbilang sangat keras mengkritik jalannya pemerintahan.

Arif menilai, turun gunungnya SBY juga ini sebagai potensi mengulang rivalitas tersebut.

"Ini juga tentu akan menjadi pertanda potensi rivalitas antara PDI Perjuangan dan Demokrat akan kembali terjadi. Kita tahu megawati dan SBY memiliki sejarah politik yang saling berseberangan," kata Arif.

Bahkan lanjut dia, perang dingin itu tetap terlihat hingga saat ini. Maka saat SBY kembali turun dikala PDI Perjuangan adalah partai pemerintah, maka ia menilai rivalitas di Pemilu 2024 sangat memungkinkan terjadi.

"Bisa jadi turun gunungnya SBY ini apalagi ketika AHY maju pilpres ini juga menjadi pertanda akan terjadi rivalitas politik antara klan Cikeas dengan klan Megawati Soekarnoputri," katanya.