Setengah Juta Anak Somalia Menghadapi Kelaparan Berisiko Meninggal

Anak Somalia berdiri di antara bangkai binatang ternak. (Foto : Reuters)

Antv –Badan PBB yang mengurusi anak – anak UNICEF menjelaskan lebih dari 500.000 anak balita Somalia diperkirakan mengalami kekurangan gizi akut yang parah dan berisiko meninggal akibat kelaparan tahun ini. Jumlah tersebut sangat besar dan tidak tampak di negara mana pun.

“Kami memiliki lebih dari setengah juta anak yang menghadapi kematian yang masih bisa dicegah untuk saat ini. Namun ini adalah mimpi buruk yang tertunda,” ungkap Juru Bicara Badan Anak – Anak PBB UNICEF, James Elder dalam jumpa pers di Jenewa, Selasa (13/9/2022).

PBB telah memberikan peringatan bahwa di beberapa wilayah Somalia akan dilanda kelaparan dalam beberap bulan mendatang. Pasalnya negara yang terletak di tanduk Afrika ini menghadapi kegagalan musim hujan yang berulang untuk kelima kalinya secara berturut – turut. Somalia menghadapi kekeringan yang berulang. 

Mereka memperkirakan keadaan sekarang lebih parah dari pada kejadian pada tahun 2011. Ketika saat itu kelaparan telah menewaskan lebih dari seperempat juta warga Somalia, dan sekitar setengahnya adalah anak – anak.

Diperkirakan 513.000 anak kemungkinan menderita gizi buruk. Jumlah ini meningkat 30 persen dari perkiraan pada bulan Juni.

James Elder menjelaskan pusat penanggulangan gizi dan nutrisi di seluruh Somalia sudah dalam keadaan kapasitas maksimum dan sejumlah bayi harus menjalani perawatan di lantai.

“Anda memiliki anak – anak yang sakit kritis yang tanpa perawatan. Mereka dapat meninggal dalam hitungan jam,” ungkapnya.

UNICEF menyebut data pekan lalu lebih dari 700 anak telah meninggal di sejumlah pusat penanggulangan nutrisi di seluruh Somalia.

Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Peter Maurer mengatakan terlalu banyak orang yang telah meninggal di Somalia pada saat keadaan darurat kelaparan ini diumumkan.

“Bunyi alarm telah berbunyi keras,” ungkapnya, dan Dia menyerukan tindakan lebih cepat dari komunitas Internasional.

Sumber: Reuters