Gempa Kuat M7,5 Akibatkan 4 Tewas di Papua Nugini

Pusat gempa di Papua Nugini. (Foto : BMKG)

Antv –Gempa bumi berkekuatan M7,5 terjadi di Papua Nugini Timur pada hari Minggu (11/9/2022) telah menewaskan sedikitnya 4 warga. Selain itu juga melukai warga lainnya, merusak bangunan dan infrastruktur penting.

Gempa terjadi sekitar 67 kilometer timur Kainatu dan 80 kilometer barat laut Lae di wilayah Papua Nugini sekitar pukul 09.45 waktu setempat. Gempa bumi dirasakan hingga Ibu Kota Port Moresby yang terletak sekitar 500 kilometer dari pusat gempa.

Laporan mengenai tingkat kerusakan belum bisa dijelaskan pemerintah setempat karena lokasi pusat gempa yang jauh. Gempa bumi sudah biasa terjadi di Papua Nugini yang lokasinya berada di “cincin api” Samudera Pasifik. Hotspot aktivitas seismik karena gesekan antara lempeng tektonik.

Pemerintah setempat belum mengeluarkan laporan berapa jumlah korban jiwa. Namun kantor PBB untuk urusan kemanusiaan (OCHA) di Asia Pasifik menjelaskan bahwa setidaknya 4 warga dilaporkan tewas dan empat lainnya luka – luka.

“Satu orang tewas akibat tanah longsor di Pantai Rai, Madang dan tiga lainnya terkubur di Wau, Morobe” sebut tim penanggulangan bencana OCHA Papua Nugini dalam sebuah laporan yang diposting lewat twitter.

Mereka juga melaporkan kerusakan terjadi di jaringan listrik, kabel internet, dan jalan raya. Namun bandara setempat masih bisa beroperasi.

Sejumlah warga yang terluka segera diterbangkan untuk mendapatkan pertolongan. Laporan PBB mengatakan sejumlah warga terluka karena tertimpa bangunan yang runtuh. Sejumlah kerusakan juga ditemukan di pusat Kesehatan, jalan desa dan jalan raya. Jaringan listrik yang rusak menyebabkan pemadaman listrik di Dataran Tinggi Timur.

Sistem peringatan dini tsunami AS telah mengeluarkan peringatan akan terjadinya tsunami pasca gempa tersebut. Namun peringatan itu dicabut setelah potensi berlalu.

Pada tahun 2018, gempa dengan kekuatan M 7,5 telah mengguncang dataran tinggi pegunungan terpencil Papua Nugini. Gempa tersebut menewasakn lebih dari 100 orang dan merusak ribuan bangunan.

Sumber: Reuters