Pemerintah Provinsi DIY siap menyambut forum G20 First Education Working Group Meeting G20 Indonesia 2022 yang digelar di Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, saat membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Welcome Dinner kegiatan First Education Working Group Meeting G20 Indonesia 2022 di Bale Kambang, Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta.KGPAA Paku Alam X menambahkan suatu kehormatan bagi Yogyakarta telah ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan forum G20 Education Working Group Meeting pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.“Hal tersebut tepat, karena Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai Kota Pendidikan, namun juga sebagai pusat budaya Jawa atau yang kerap dijuluki sebagai “The Heart of Java,” kata Sri Paduka.Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, bekerja sama dengan Pemprov DIY.“Perlu saya sampaikan, bahwa pendidikan dan budaya di DIY telah menjadi dwitunggal fondasi kehidupan sejak berabad silam,” tutur Sri Paduka.Dijelaskan Sri Paduka, apabila menelusuri lorong sejarah, DIY memang lahir dari nilai keberagaman dan embrio toleransi.Salah satu contohnya yakni Candi Prambanan yang telah menjadi saksi indahnya rajutan toleransi antar agama pada peradaban masa lampau.“Beranjak ke periode yang lebih kontemporer, wilayah Kota Baru di Kota Yogyakarta menjadi simpul toleransi antara umat Islam dan Katolik, dimana Masjid Syuhada terletak segaris dengan Gereja Katolik Santo Antonius Padua. Kedua entitas agama tersebut dapat hidup secara damai, mewarnai dan memperkuat budaya toleransi Yogyakarta masa kini,” terang Sri Paduka.Pada kegiatan ini, tidak sekedar mengucapkan selamat datang di Yogyakarta, Sri Paduka berharap, kehadiran para peserta dapat membawa inspirasi bagi agenda-agenda pengembangan pendidikan melalui kerjasama negara-negara anggota G20.Sri Paduka meyakini bahwa para peserta akan diliputi antusiasme dalam berbagi pemikiran dan ide-ide cemerlang untuk memajukan pendidikan global.“Tentunya kita harus sepakat dari awal, bahwa pendidikan adalah kunci menuju dunia yang lebih toleran dan sejahtera. Visi ini selaras dengan apa yang pernah disampaikan oleh Hellen Keller, “The highest result of education is tolerance”,” ujar Sri Paduka.Lebih lanjut Sri Paduka menyampaikan, demikian pula dengan kearifan lokal budaya Jawa, yang mengajarkan konsepsi pendidikan sebagai upaya mencapai kesejahteraan dan perdamaian, melalui falsafah “Mangasah Mingising Budhi dan Hamemayu Hayuning Bawana”.Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan selaku Chair of G20 Education Working Group Iwan Syahrir turut menyampaikan rasa terima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur serta Pemda DIY atas dukungan dan bantuan yang diterimanya.“Di bawah kepemimpinan Indonesia, kami berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih tangguh, berkelanjutan melalui pendidikan yang lebih andal di masa yang penuh tantangan ini,” ungkap Iwan.Iwan menambahkan, pandemi Covid-19 memunculkan tantangan yang justru menciptakan kepemimpinan global kolektif yang lebih kuat dari sebelumnya dan G20 diharapkan hadir untuk memimpin dunia, menavigasi tantangan pandemi untuk saling bergotong-royong dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Jamuan makan malam dimeriahkan dengan sajian tari klasik Srimpi Pandhelori yang dibawakan oleh sanggar tari Royal Ambarrukmo.Srimpi Pandhelori merupakan tari klasik Yogyakarta yang bertemakan nilai-nilai baik dan buruk dalam kehidupan manusia. Tari ini diciptakan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang berkuasa pada tahun 1877-1921.Hadir pula dalam kegiatan ini Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan selaku Alternate Chair G20 Education Working Group, ketua delegasi negara anggota G20, para anggota delegasi G20, bapak/ibu pejabat di lingkungan Pemda DIY, dan bapak/ibu pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Nuryanto I Yogyakarta
Wagub DIY Sambut Pelaksanaan G20 Education Working Group Meeting
Kamis, 17 Maret 2022 - 15:22 WIB