Sejak invasi, 24 Februari 2022, pasukan Rusia menggempur Ukraina dari berbagai sisi. Namun, kehebatan militer tak membuat Ukraina gentar. Serangan darat Rusia, dibalas sengit dengan mengerahkan Drone Bayraktar TB2 .
Drone buatan Turki ini berhasil melumpuhkan konvoi tentara dan armada perang Rusia.
Mengutip laman Reuters, Angkatan Udara Ukraina telah melakukan dua serangan pesawat tak berawak pada target Rusia dengan menggunakan Bayraktar TB2 itu.
[caption id="attachment_509444" align="alignnone" width="900"] Drone Bayraktar TB2 Menghancurkan Konvoi Tank Rusia (Foto: Reuters)[/caption]
Pasukan Ukraina merilis video drone yang menunjukkan konvoi tank Rusia terkena serangan drone, di kota selatan Kherson, pada Sabtu (26/2).
Drone ini sebelumnya memang sudah sukses dioperasikan di konflik Libya sampai Suriah, namun baru kali ini dihadapkan dengan militer besar seperti Rusia dengan segala teknologi perangnya. Ternyata, drone ini berhasil memenuhi harapan Ukraina.
Lantas apa hebatnya drone Bayraktar ini?
Pesawat tanpa awak ini dikembangkan oleh perusahaan swasta Baykar Makina, seperti dkutip Wikipedia.
Dalam bahasa Turki, Bayraktar memiliki arti "panji" atau "pembawa standar".
Memiliki kemampuan terbang di ketinggian 27.030 kaki atau 8.239 meter, drone Bayraktar TB2 merupakan drone serangan dengan kemampuan terbang menengah, namun memiliki daya tahan lama.
Selain menjalankan misi tempur dengan target di darat, Bayraktar TB2 juga bisa digunakan untuk pengintaian dan pengawasan.
Pesawat ini dipantau dan dikendalikan oleh awak udara di Stasiun Kontrol Darat, termasuk penggunaan senjata.
Pengembangan Bayraktar TB2 dipicu oleh larangan pemerintah AS mengekspor pesawat tak berawak bersenjata ke Turki, karena khawatir pesawat itu akan digunakan untuk melawan kelompok PKK - Partai Pekerja Kurdistan di dalam dan di luar Turki.
Bayraktar TB2 pertama kali terbang pada Agustus 2014. Kemudian, pada 18 Desember 2015, sebuah video dipublikasikan untuk uji coba rudal Bayraktar TB2..
Baykar menandatangani kesepakatan dengan Qatar pada Maret 2018 untuk memproduksi enam drone untuk pasukan Qatar.
Pada Januari 2018, Baykar menandatangani perjanjian dengan proyek Ukrspets tentang pembelian 12 Bayraktar TB2 Turki dan 3 stasiun kendali darat senilai $ 69 juta untuk tentara Ukraina.
Selanjutnya, Ukraina menerima gelombang pertama drone ini pada Maret 2019.