Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Stres pada Tubuh

Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Stres pada Tubuh (Foto : )

Bahaya stres pada tubuh meliputi, kesulitan mengontrol emosi, memicu berbagai jenis penyakit, mempengaruhi hubungan, merusak jantung, dan menyebabkan gigi dan gusi rusak. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa stres mengakibatkan efek buruk bagi seseorang. Tidak hanya memengaruhi keseharian, stres juga berdampak pada kesehatan tubuh. Dilansir dari Healthline, berikut bahaya stres pada tubuh. Sulit mengontrol emosi Sebuah penelitian di tahun 2013 menemukan bahwa stres ringan bisa mengurangi kemampuan seseorang untuk mengontrol emosi. Bahkan dengan stres ringan saja, terdapat penurunan kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol emosi terhadap rasa takut dan kecemasan. Memicu berbagai jenis penyakit Stres telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko terkena berbagai penyakit kronik, seperti kanker, penyakit hati, hingga bunuh diri. Selain itu, anak yang terpapar stres terus menerus lebih rentan terkena penyakit mental. Mempengaruhi hubungan Beberapa studi menunjukkan stres bisa berpengaruh pada berbagai jenis hubungan, termasuk hubungan percintaan. Stres bisa memengaruhi berat badan, menurunkan hormon testosteron, dan menghilangkan gairah seksual. Selian itu, stres juga bisa menyebabkan impoten. Merusak jantung  Stres menyebabkan meningkatnya hormon yang menyebabkan tingginya detak jantung dan mengecilkan pembuluh darah. Hal tersebut akan membuat jantung bekerja lebih keras dan meningkatkan tekanan darah.  Salah satu faktor yang menyebabkan serangan jantung dan kematian mendadak adalah stres tingkat tinggi. Stres tingkat tinggi biasanya dipicu kecelakaan atau bencana besar seperti badai dan tsunami. Menyebabkan gigi dan gusi rusak  Orang yang mengalami stres memiliki kecenderungan untuk menggertakkan gigi secara tidak sadar. Umumnya ini dilakukan ketika tidur dan dikonfirmasi oleh pasangan.  Menggertakkan gigi akan merusak gigi. Permukaan gigi geraham akan menjadi aus sehingga tidak optimal lagi untuk digunakan mengunyah. Selain itu, gusi akan mengalami inflamasi karena diberi tekanan berlebih ketika menggertakkan gigi.